YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Sebanyak 11 orang lulus dari Program Studi Teknik Industri Program Magister, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) merupakan produk kuliah dalam jaringan (Daring). Mereka mendapatkan pendidikan di MTI UII dengan kurikulum OBE (Outcome-Based Education) yang unggul dan kompeten di bidang ilmu yang dimilikinya.
Salah satu lulusan, Indrawan Wicaksono mengisahkan saat masuk kuliah pertama tahun 2022 ada pandemi Covid-19. Ada pembatasan mobilitas orang sehingga kuliah dilaksanakan secara online dan berbagai kendala harus dihadapi.
“Saya kuliah online. Pada waktu masuk langsung online dan komunikasi dengan dosen juga melalui online. Kesulitannya saat kerja di offshore atau lepas pantai tidak ada internet sehingga tidak bisa kuliah,” kata Indrawan menjelang wisuda, Sabtu (30/9/2023).
Sebelas lulusan adalah Aniya Maulani, Harlinda Rasvi Nabela, Rian Fernandi, Indrawan Wicaksono, Muhammad Arul Zaini, Nur Rochman Wibisono, Muhamad Nugraha, Zatrian Perdana, Muhammad Daffa Ulil Abshar Chan, Dimas Rahutomo, dan Gisya Amanda Yudhistira.
Sedang Ir Winda Nur Cahyo, ST, MT, PhD, Ketua Program Studi Teknik Industri Program Magister, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII), mengemukakan perkuliahan menggunakan kurikulum OBE. Kurikulum ini didesain sesuai dengan Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran Lulusan.
Kurikulum tersebut, kata Winda, dibangun melalui diskusi dengan stakeholder internal dan eksternal, di antaranya, industri, lulusan, dosen, dan alumni. “Jadi masukan dari industri, alumni, dan eksternal kita rangkum menjadi profil lulusan dan selanjutnya dirangkum menjadi capaian pembelajaran lulusan. Capaian pembelajaran lulusan (CPL) ini kemudian kita desain yang merupakan janji kami kepada stakeholder,” jelas Winda.
Masukan dari alumni, seperti diungkapkan Ir H Hurisal Jamhur MM, yang kini menjadi seorang pengusaha. Hurisal Jamhur mengatakan tahun 1990-an, lulusan Teknik Industri jago dalam improvement pekerjaan , improvement dunia usaha, improvement sistem.
“Tetapi saat ini terbalik. Orang Teknologi Industri adalah user dari improvement yang dikembangkan oleh orang IT (Information Technology). Mereka jago membuat sistem, membuat aplikasi (ini dulu jagonya orang Teknik Industri sekarang kemampuan itu tergantikan oleh orang IT,” kata Hurisal.
Hurisal menyarankan agar Magister Teknik Industri UII perlu membekali mahasiswanya dengan kemampuan mengolah big data hingga membuat sebuah keputusan. “Ini yang perlu ditekankan pada progam Magister. Sebab mereka kuliah yang lebih menekankan pada analisis,” kata Hurisal.
Selanjutnya, Winda menjelaskan di Program Magister Teknik Industri UII lebih menekankan agar mahasiswa bisa menjadi Data Storyteller. “Data Engeener jago mengumpulkan data, membuat data base. Data Scientist membuat grafiknya, dianalisis. Cuma ketika ditanya what next? Tidak tahu,” kata Winda.
Karena itu, pembelajaran di MTI UII ditekankan agar mahasiswa paham betul integralnya. Sebab kalau mahasiswa menguasai integral, maka mereka akan tahu data. Di antaranya, empat peserta double degree di National Taiwan University of Science and Technology (NTUST). Mereka adalah Zakka Ugih Rizqi, Anindya Agripina Hadyanawati, Muhammad Naufal Alfareza, dan Palmy Rawinda Meliala.
“Naufal, di sana (NTUST,red), ngoprek data dan aplikasi. Sekarang dia bekerja sebagai analisis data di suatu perusahaan. Tidak ada yang bisa mengalahkan. Satu lagi Palmy, jadi stafnya Rhenald Kasali sebagai analis data marketing,” tandas Winda. (*)