YOGYAKARTA — Ir. Agus Taufiq, MSc, Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Kemahasiswaan, Keagamaan dan Alumni Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta menandaskan tahun 2018 ada 92 proposal mahasiswa UII yang mendapat penandaan dari Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Ini merupakan prestasi tertinggi di lingkungan perguruan tinggi swasta (PTS) dan masuk 20 besar nasional di PTS/PTN (Perguruan Tinggi Negeri).
Agus Taufiq mengemukakan hal itu kepada wartawan menjelang pergantian Rektor di Yogyakarta, Rabu (30/5/2018). UII memang berusaha keras untuk meloloskan proposal mahasiswa sebanyak-banyaknya.
Selaku Wakil Rektor III, dirinya sudah mengupayakan secara optimal prestasi mahasiswa dan sesuai harapkan. Tahun 2018 ada peningkatan cukup signifikan dari proposal yang didanai Kemenristekdikti di PKM. Ada 92 proposal yang mendapatkan dana Kemenristekdikti.Tahun 2017, UII hanya mendapatkan pendanaan 76 proposal.
“Ini capaian yang luar biasa, menempatkan UII berada di peringkat paling atas di antara perguruan tinggi swasta (PTS). Kemudian untuk nasional perguruan tinggi negeri (PTN)/PTS berada di urutan 20 besar. Bahkan mengalahkan perguruan tinggi negeri besar lainnya. Ini yang membanggakan,” tandas Agus Taufiq.
Dijelaskan Agus Taufiq, dirnya memberikan dukungan penuh dan sekaligus pengawalan. Dukungan ini mulai dari penyediaan pendanaan yang terstruktur dalam setiap tahun anggaran. Untuk kemahasiswaan, kita menganggarkan Rp 6 – 8 miliar.
Selain itu, kata Agus, UII juga membentuk Tim Pendampingan yang terdiri dari para dosen muda. Mereka diharapkan bisa melakukan pendampingan. UII juga membentuk Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) Corner dan Laboratorium Mahasiswa.
PKM Corner ini berfungsi sebagai klinik proposal yang akan diajukan pada PKM Kemenristekdikti. Klinik ini meliputi cara menyusun proposal, memilih topik yang akan diteliti, dan bimbingan kepada kelompok mahasiswa yang akan menyusun proposal.
Sedang Laboratorium Mahasiswa di dalam ada mahasiswa yang pernah memperoleh prestasi. Tujuannya adalah mereka bisa menjadi pemicu motivasi mahasiswa yang ingin mengikuti PKM. Sehingga mahasiswa lain bisa menimba pengalaman kepada seniornya yang pernah memperoleh prestasi di PKM.
UII, tandas Agus Taufiq, juga menyediakan insentif bagi mahasiswa yang telah meraih prestasi dan dosen pembimbing. Tujuan pemberian insentif ini untuk memotivasi mahasiswa agar berprestasi. “Prestasi apapun yang mahasiswa raih, kita appreciated. Dosen pendamping atau pembimbing juga kita sediakan,” kata Agus.
Dijelaskan Agus, pemberian insentif kepada dosen pembimbing dimaksudkan reward terhadap pekerjaannya. Sebab tidak mudah mencari dosen yang bersedia untuk memberikan pendampingan dan bimbingan kepada mahasiswa. Mulai dari penyusunan proposal hingga tahap realisasi dari PKM tersebut.
Sebagai gambaran untuk insentif, jika proposal PKM mahasiswa meraih pendanaan disediakan reward yang cukup memadahi. Apalagi jika proposal mahasiswa tersebut sampai kepada tahap PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional). “Bila meraih emas, rewardnya Rp 17 juta untuk satu dosen, sedang untuk kelompok mahasiswa disediakan Rp 15 juta. Ini dilakukan agar mahasiswa dan dosen memiliki semangat untuk meraih prestasi,” tandas Agus.
Sedang mahasiswa UII yang mengikuti event ilmiah seperti konferensi nasional dan internasional, seminar nasional dan internasional, workshop juga menyediakan pendanaan. Selain mendapat support dari bidang kemahasiswaan, mereka juga sering mencari sponsor. Terutama mereka yang mengikuti event luar negeri yang beayanya lumayan besar untuk tiket pesawat, beaya akomodasi, beaya seminar dan lain-lain.
Selain prestasi di bidang ilmiah, ada juga prestasi di bidang Keislaman. Kita memiliki kelompok El Markazi. Yaitu suatu unit kegiatan yang secara khusus kegiatannya di bidang keagamaan. Di antaranya, Bahasa Arab, debat Bahasa Arab dan Inggris, Musabakhoh Tilawatil Quran (MTQ). Capaiannya sudah luar biasa. Di DIY, mahasiswa UII berhasil meraih lima kejuaraan dari enam nomor yang dipertandingkan bidang keislaman.
Di bidang seni, paduan suara Miracle Voices berhasil meraih banyak penghargaan di tingkat nasional dan internasional. Salah satunya, meraih enam penghargaan pada Asia Pacific Choir Games (APCG) di Srilanka, Oktober 2017 lalu. Mereka juga mendapat beberapa katagori juara pada kompetisi di Eropa.
Sedang Tim International Program Dancing Club (IPDC) UII berhasil meraih Grand Prix (Juara Umum) di Kompetisi Festival Tari di Vienna, Austria tahun 2017 membawakan tari Saman. Di bidang kewirausahaan, tiga startup binaan IBISMA (inkubator bisnis mahasiswa) UII berhasil meraih dana hibah PPBT RISTEKDIKTI senilai lebih dari Rp 1,2 miliar. Prestasi terakhir, Tim SAR UII menjadi Juara 2 dari total 41 perwakilan negara di ajang IUSAR Games 2018 di Cyprus.