YOGYAKARTA — Energy Management and Governance Institute (EMGI) Universitas Proklamasi (UP) 45 Yogyakarta menggelar bedah buku ‘Dari Rupiah ke Dolar AS.’ Buku karya Dr Ibrahim Hasyim, SE, MM, anggota Badan Pengatur Hilir Migas Jakarta dibedah Ir Bambang Irjanto MBA, Rektor Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta di Ruang Seminar Gedung Soekarno, Selasa (14/11/2017).
Dijelaskan Febriyanti Angelia Ginting SPd, MSc, Humas UP 45, bedah buku yang dilaksanakan EMGI merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan dua kali dalam sebulan. Kali ini buku yang dibedah ‘Dari Rupiah ke Dolar AS’karya Ibrahim Hasyim.
Menurut Bambang, buku ‘Dari Rupiah ke Dolar AS’ bersifat autobiografi tentang politik luar negeri dari penulis. Buku ini berisi perjuangan, bisnis energi dan leadership Ibrahim Hasyim dalam mengambil keputusan pada kondisi yang tidak aman. “Kala itu Ibrahim mempertahankan eksistensi Pertamina di Timor Timur di tengah bergejolaknya perang saudara dan akhirnya mendapatkan dukungan,” kata Bambang.
Pendekatan yang dilakukan Pertamina dalam mempertahankan dan mengembangkan bisnis di Timor Leste hingga akhirnya mendunia adalah melalui pendekatan formal (peraturan-peraturan yang ada). Selain itu, juga dilakukan dengan pendekatan-pendekatan keamanan. “Tahap selanjutnya, pendekatan bisnis melalui proses mencari dan menangkap peluang yang ada,” ujar Bambang.
Saat terjadi referendum di Timor Leste, hampir semua pebisnis, baik swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hengkang waktu itu. Hanya Pertamina yang memilih tetap berada di Timor Leste, walaupun menghadapi resiko dalam mempertahan pipa-pipa bahan bakar minyak (BBM) Pertamina.
Karyawan Pertamina yang mempunyai loyalitas dan jiwa bisnis yang tinggi bertekad untuk bertahan. Bahkan pada tahun 2016 dengan biaya sendiri, mereka mengunjungi Pertamina di Timor Leste hanya ingin melihat benarkah kebijakannya yang diambilnya waktu itu.
Ibrahim Hasyim sengaja menulis buku ini dan berharap banyak orang yang tahu bagaimana sejarah Pertamina di Timor Leste dan peran apa saja yang telah dilakukan dalam proses pembangunan negara tersebut. Selain itu, juga agar dapat memenuhi kebutuhan tentang ilmu di bidang energi yang masih sangat jarang di Indonesia.
Saat ini bisnis Migas Pertamina di Timor Leste terus berkembang sehingga bisa menghasilkan dolar yang banyak. Karena itu, judul buku tersebut sangat cocok dengan kondisi bisnis Pertamina sekarang.