YOGYAKARTA — Program Studi (Prodi) Teknik Informatika Universitas Alma Ata (UAA) Yogyakarta melatih 633 pelaku industri rumahan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memanfaatkan Information Communication Technologies (ICT) untuk memajukan usaha mereka. Pelaku industri rumahan yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dilatih cara menggunakan berbagai macam aplikasi media sosial.
Demikian diungkapkan Ketua Prodi Teknik Informatika Universitas Alma Ata (UAA), Siti Khomsah SKom, MCs kepada wartawan di Yogyakarta, Senin (11/12/2017). Siti Khomsah menjadi salah satu trainer yang ditunjuk Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komputer (APTIKOM) wilayah V untuk melatih pelaku industri rumahan.
Lebih lanjut Siti Khomsah mengatakan pelatihan ini diselenggarakan APTIKOM bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA). Peserta pelatihan berasal dari Gunungkidul, Bantul, Kulonprogo, Sleman, dan Kota Yogyakarta.
“Pelatihan diselenggarakan 17 November hingga 10 Desember 2017. Ada 633 ibu-ibu rumah tangga yang mengikuti pelatihan. Mereka dilatih menggunakan Google, Facebook, Instagram, Twitter, Whatsapp, Line, dan aplikasi untuk membantu administrasi usaha seperti e-mail, Ms Word dan Ms Excel,” kata Siti Khomsah.
Dijelaskan Siti Khomsah kegiatan ini merupakan wujud peran Prodi TI UAA Yogyakarta dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa. Hal ini sesuai visi UAA yaitu pada tahun 2040 UAA menjadi universitas yang unggul, mandiri, berdaya saing global, berkontribusi terhadap pembangunan kesejahteraan bangsa dan peradaban dunia berlandaskan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan Indonesia.
Kegiatan ini, kata Siti Khomsah, melibatkan para dosen dan mahasiswa Teknik Informatika UAA sebagai asisten trainer dan teknisi. “Melalui kegiatan ini para dosen Prodi TI dan mahasiswa dapat melaksanakan amanah tridharma perguruan tinggi khususnya bidang pengabdian masyarakat,” tandas Siti Khomsah.
Sementara pejabat pelaksana harian Dekan Fakultas Ilmu Komputer, Siti Nurunniyah mengungkapkan, pelatihan ICT bagi IRT para pelaku usaha sangat penting. Sebab pelatihan ini untuk membantu mereka meningkatkan akses informasi, memperluas jaringan usaha. “Pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan keluarga bahkan meningkatkan peluang tenaga kerja,” kata Siti Nurunniyah.
ICT, kata Nurunniyah, merupakan sarana yang efektif bagi pelaku usaha rumahan untuk mengembangkan usahanya. Namun, saat ini pengetahuan perempuan (pelaku usaha rumahan) dalam mengoptimalkan ICT untuk usaha masih sangat minim. Bagi mereka ICT adalah suatu yang sulit diakses dan mahal.
“Padahal ICT saat ini adalah sarana pengembangan usaha paling efektif saat ini karena mudah diakses, murah, dan jangkauannya luas,” kata Nurunniyah.