YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Tiga program studi (Prodi) Akuntansi, Administrasi Negara dan Sosiologi, Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta meningkat nilai reakreditasinya. Prodi Akutansi meraih nilai 340, sebelumnya hanya meraih skor 275. Prodi Administrasi Negara meraih nilai 350, skor akreditasi sebelumnya 301. Sedang Prodi Sosiologi meraih nilai 348, sebelumnya skornya 316.
Rektor UWM Yogyakarta, Prof Dr Edy Suandi Hamid mengemukakan hal itu pada Tsasyakuran Akreditasi Program Studi di Kampus UWM Yogyakarta, Senin (2/4/2018). Nilai akreditasi tiga Prodi tersebut telah mendekati nilai A sehingga masih perlu kerja keras civitas akademika UWM Yogyakarta.
“Dengan perolehan nilai yang mendekati A tersebut kita semua wajib mensyukurinya, pangkal rasa syukur kepada Allah adalah dengan mengucap alhmadulillah (memuji Allah). Namun memuji Allah tidak semudah mengatakannya. Makna Alhamdulillah seyogyanya dihayati sehingga apa yang kita lakukan betul-betul menjadi ibadah untuk meraih ridho Allah,” kata Edy.
Menurut Edy, perolehan skor akreditasi tersebut menunjukkan bahwa tidak ada sesuatu yang tidak dapat dikerjakan asalkan ada kemauan. Karena itu untuk mewujudkan impian bagi semua warga Universitas Widya Mataram harus merapatkan barisan dan bergandengan tangan sembari mengharmosisasikan roda organisasi merupakan langkah yang ideal.
“Peningkatan skor ini bukti nyata bahwa harmonisasi dalam organisasi menghasilkan kinerja yang lebih baik karena dilandasi kerja iklas, kerja cerdas, kerja selaras, kerja mawas dan kerja tuntas dari semua unsur yang ada yang akhirnya nilai akreditasi dapat di peroleh sesuai harapan. Untuk itulah mari kita rapatkan barisan untuk harminisasi organisasi dan itulah salah satu bentuk rasa syukur yang sebenarnya,” katanya.
Dijelaskan Edy, akreditasi tidak lain adalah proses validasi dari segala aspek yang dimiliki universitas/program studi. Namun universitas/program studi memberikan informasi yang sebenar-benarnya. “Adanya akreditasi ini diharapkan masyarakat tahu persis tentang keberadaan kinerja universitas/program studi, bukan janji manis pada saat penerimaan mahasiswa baru saja. Tetapi keberadaan hakikat kinerja universitas/program studi itu sendiri,” tandas Edy.