YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Dalam kontestasi politik Indonesia, Big Data dapat digunakan untuk membangun politik gagasan berbasis data. Politik gagasan dapat digunakan untuk mengajak publik dan politisi agar membangun gagasan besar dan applicable bagi memecahkan masalah bangsa.
Demikian diungkapkan Ismail Fahmi PhD, dosen Magister Teknik Informasi Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII), kepada wartawan di kampus setempat, Sabtu (29/9/2018). Drone Emprit Academic merupakan sistem big data untuk akademisi, khususnya digunakan untuk menganalisis berbagai isu di media sosial yang dikelompokkan berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs).
“Pada contoh, merupakan penggunaan Big Data untuk isu ‘Ekonomi’ kita bandingkan topik dan percakapan antara kubu Jokowi dan Prabowo,” kata Ismail Fahmi sambil menambahkan ada 17 kelompok SDGs.
Dengan pengelompokan, kata Ismail, akademisi bisa bertindak sebagai penengah, sebagai information arbitrage. Selain itu, akademisi bisa memberikan kepada masyarakat tentang unggahan yang baik, mana yang aneh-aneh, hingga mana saja unggahan yang betul-betul hoaks.
Pengetahuan itu, ujar Ismail, penting bagi masyarakat karena sekarang ini semakin banyak yang menggunakan media sosial. Hasil survei per Januari 2018 menunjukkan, 49 persen atau 130 juta penduduk Indonesia merupakan pengguna internet. Dan sebesar 45 persen atau 120 juta penduduk memanfaatkan teknologi mobile.
“Dengan mengetahui informasi yang benar, serta siapa atau kelompok mana yang hanya memprovokasi, masyarakat diharapkan tidak akan bingung lagi. Sekaligus mengajarkan kepada masyarakat untuk tak lagi bermain-main dengan media sosial karena semua itu dapat dengan mudah diketahui melalui pemanfaatan teknologi Big Data,” tandasnya.