YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Fathul Wahid PhD menandaskan International Conference on Pharmacy Research and Practice (ICPRP) yang digelar Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dapat mempercepat internasionalisasi. UII bertekad untuk menjadikan lembaga dan warganya sebagai warga global.
Fathul Wahid mengemukakan hal tersebut pada pembukaan ICPRP di Hotel Alana Yogyakarta, Jumat (5/10/2018). Konferensi internasional yang digelar untuk memperingati Lustrum IV Jurusan Farmasi UII menghadirkan pembicara Professor Christopher J. Turner dari Universitas Colorado Amerika Serikat, Prof Patrick A Ball dan Prof Hana Morissey dari University Wolverhampton Inggris dan Prof Timothy Chen dari University Sidney Australia.
Lebih lanjut Fathul Wahid menjelaskan banyak hal yang harus dilakukan untuk internasionalisasi UII. Di antaranya, akreditasi, sertifikasi, program double degree dan lain-lain. Untuk bisa mewujudkan internasionalisasi UII, telah dipersiapkan empat langkah yaitu pemetaan permasalahan, strategi memecahkan masalah, pembangunan infrastruktur dan pengembangan sistem informasi.
Pembangunan infrastruktur, kata Fathul, meliputi 1.000 acces point baru, dua wireles controler, pemasangan 6,6 kilometer kabel optik, 50 kilometer jaringan kabel baru, dan pusat data. “Infrastruktur ini memakan biaya sekitar Rp 20 miliar,” kata Fathul.
Adanya infrastruktur, kata Fathul, UII memiliki UIIPrint (cloud base printing service, print on to go), UIIDial (koneksi VoIP) dan eduroam yang bisa memudahkan warga UII dalam mobilitas. “Saat ini sudah ada lebih dari 12.000 lembaga dari 90 negara yang terhubung dalam eduroam. Di Indonesia baru ada tujuh perguruan tinggi yang tergabung yaitu UII, UGM, UNY, ITB, Unibraw, Stenden Universitas, dan Undip,” kata Fathul.
Layanan eduroam ditujukan bagi pengguna di kalangan perguruan tinggi dan riset di seluruh dunia. Bergabung dengan eduroam ini memungkinkan dosen, mahasiswa ataupun peneliti mendapatkan akses internet yang mudah dan aman saat berkunjung ke luar negeri.
Sementara Ketua Panitia Workshop Dr Arba Pramudita Ramadhani mengatakan konferensi yang mengangkat tema “Accelerating pharmacy education and research, responding global development on pharmaceutical regulation and practice” menekankan pada perbaikan pendidikan farmasi. Sebab jurusan farmasi menyadari pentingnya peningkatan kualitas pembelajaran farmasi untuk mendukung tercapainya lulusan farmasi yang kompeten di tingkat global.