YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) dan Ikatan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia (IKATSI) kolaborasi menyusun usulan road map sistem pengembangan industri tekstil nasional. Pengembangan meliputi local competitiveness, sustainability, green industry, corporate gorvernance dan jobs creation sehingga industri tekstil nasional mampu bersaing di era Industri 4.0.
Demikian diungkapkan Dr. Suharno Rusdi, Ketua Program Studi Teknik Kimia FTI UII kepada wartawan di Yogyakarta, Kamis (21/3/2019). Program ini merupakan tindak lanjut dari hasil Kongres IKATSI IV di Yogyakarta, Jumat (8/3/2019) lalu.
Lebih lanjut Suharno yang juga Ketua IKATSI mengatakan industri tekstil Indonesia dalam kondisi terpuruk. Banyak produk tekstil impor membanjiri pasaran Indonesia, sedang ekspor Indonesia sangat sedikit. Jika hal ini dibiarkan akan menghancurkan produk tekstil Indonesia.
Bahkan saat ini, jelas Suharno, sejumlah industri tekstil Indonesia telah mempekerjakan tenaga asing asal Tiongkok dan India. Mereka bukan tenaga ahli level manajer ke atas, tetapi ada kerja rendahan.
Lebih parah lagi, kata Suharno, 90 persen mesin produksi didatangkan dari luar negeri. Selain itu, bahan baku kapas pun harus import. “Padahal di dalam negeri bahan baku sangat melimpah,” tandas Suharno.
Karena itu, tandas Suharno, pihak akademisi, pemerintah dan pemangku kepentingan harus mengambil langkah strategis. Kolaborasi FTI UII dan IKATSI merupakan langkah awal untuk memperbaiki pertekstilan Indonesia.
Indonesia, kata Suharno, sudah seharusnya memiliki UU Ketahanan Sandang. “Keberadaan undang-undang itu sangat mendesak guna melindungi industri tekstil Tanah Air,” katanya.