YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Universitas Islam Indonesia (UII) menjadi perguruan tinggi pertama Indonesia memiliki Program Studi Rekayasa Tekstil Strata Satu (S1). Surat Keputusan Menteri Riset Teknologi Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) pembukaan Prodi Rekayasa Tekstil diserahkan Kepala Lembaga Layanan Dikti (LLDikti) Wilayah V, Prof Dr Didik Achjari, SE, MCom, Ak,CA kepada Ketua Bidang Pengembangan Pendidikan Yayasan Badan Wakaf UII, Dr Siti Anisah SH, MH.
Selanjutnya, Siti Anisah menyerahkan kepada Rektor UII Fathul Wahid, ST, MSc, PhD di Kampus UII Terpadu Jalan Kaliurang Km 14 Yogyakarta, Jumat (25/10/2019). Siti Anisah mengatakan dengan bertambahnya satu Prodi Rekayasa Tekstil maka UII memiliki 48 program studi. Sebanyak 64 persen Prodi sudah terakreditasi A dan 36 persen terakreditasi B.
Didik Achjari mengatakan UII menjadi perguruan tinggi pertama Indonesia yang membuka Prodi Rekayasa Tekstil. Didik mengharapkan pembukaan Prodi ini tidak hanya berhenti pada pengembangan ilmu pengetahuan tekstil saja. Tetapi UII harus memberi manfaat bagi masyarakat.
“Kami berharap pembukaan Prodi ini bisa membantu masyarakat untuk mengembangkan industri tekstil. Pasar tekstil di Indonesia sangat potensial dengan jumlah penduduk kurang lebih 260 juta,” kata Didik.
Selain itu, kata Didik, Indonesia belum menjadi pemain utama pada pakaian muslim. Saat ini, pemain nomor satu pakaian muslim dipegang Arab Saudi. Indonesia berada di urutan kedua. “UII harus bisa memberikan bantuan kepada perusahaan tekstil untuk meningkatkan persaingan,” harap Didik.
Sementara Dr Suharno Rusdi, Ketua Tim Pembukaan Prodi Rekayasa Tekstil mengatakan kurikulum telah dirancang dengan mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti). Selain itu, juga disesuaikan dengan standar Kurikulum Accreditation Board for Engineering and Technology Amerika (ABET ) dengan format pemikiran modern untuk menjawab tutuntan pasar kerja di era revolusi indusri 4.0 .
Kurikulum tersebut, kata Suharno, membentuk mahasiswa memiliki critical thinking, creativity, complex problem solving, emotional intelligence, people management, coordinating with others, cognitive flexibility judgement and decision making, service orientation, dan negotiation. Mahsiswa diajak menjalani hidup lifelong leaner, yakni individu-individu mahasiswa yang memiliki motivasi kuat untuk terus belajar.
“Kita sudah siap menerima mahasiswa baru, tetapi sesuai aturan penerimaan mahasiswa baru dimulai semester ganjil. Sehingga mulai tahun ajaran 2020/2021 akan menerima mahasiswa baru,” kata Suharno yang juga ketua Ikatan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia (IKASI) ini.
Pembukaan Prodi Rekayasa Tekstil ini diharapkan bisa mengejar ketertinggalan industri tektil Indonesia. Selama ini, industri tekstil mengalami stagnan akibat kebijakan pemerintah yang tidak tepat.
Dijelaskan Suharno Rusdi, ada dua alasan UII membuka Prodi Rekayasa Tekstil. Pertama, Prodi Rekayasa Tekstil pernah eksis di UII selama dua puluh tahun sejak tahun 1975 hingga tahun 1995. Namun adanya penataan rumpun ilmu dalam sistem Pendidikan Tinggi Nasional, pada tahun 1995 Prodi Rekayasa Tekstil berubah menjadi Konsentratsi Rekayasa Tekstil dan menginduk pada Prodi Teknik Kimia UII.
Kedua, kebutuhan tenaga kerja di sektor tekstiI dan produk tekstil (TPT) terus meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan berkembangnya industri tekstil nasional. Tahun ini, tenaga kerja yang diserap industri tekstil nasional sebesar 3.73 juta orang, atau sekitar 20.47% dari jumlah tenaga kerja di sektor manufaktur.
“Program Making Indonesia 4.0 di tahun 2030 yang dicanangkan Pemerintahan Jokowi, kebutuhan tenaga kerja di sektor industri tekstil nasional di tahun 2030 akan mencapai dua kali lipat dari sekarang. Selain itu, efek positif perang dagang Amerika-Cina dan diterbitkannya Peremendag Nomor 77 /2019 sebagai revisi Permendag Nomor 64/2017 serta masuknya industri tekstil sebagai salah satu dari lima industri unggulan dalam pemerintahan lima tahun ke depan. Pembukaan Program Studi Rekayasa Tekstil di UII sekarang sangat tepat waktunya,” tandas Suharno.