SLEMAN, JOGPAPER.NET — Sebanyak 64 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi (UP) 45 Yogyakarta melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grhasia Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (7/3/2020). Kunjungan ini dimaksudkan agar mahasiswa mengenal lebih dekat dan belajar pada institusi yang berhubungan langsung dengan aplikasi Ilmu Psikologi.
Dosen pendamping kegiatan, Fx Wahyu Widiantoro, SPsi, MA, menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan mahasiswa agar memahami tentang gangguan jiwa dan cara penanganannya. “Sehingga mahasiswa dapat memahami aplikasi teori yang selama ini mereka pelajari di kampus,” kata Wahyu.
Kunjungan mahasiswa Fakultas Psikologi UP 45 mendapat sambutan Kepala Seksi Penunjang Sarana Non Medik, Tuti Handayu, SKM. Selain itu, mahasiswa juga mendapat penjelasan tentang profesi psikolog yang bertugas di rumah sakit tersebut oleh Aril Halida MPsi.
Aril menyampaikan materi berjudul ‘Mental Health and It’s Illness.’ Menurut Aril, sebagian orang sangat mantap saat menjawab pertanyaan ‘apakah anda sehat?’ Namun mengalami keragu-raguan saat menjawab pertanyaan ‘apakah anda sehat jiwa?’
Keraguan tersebut, kata Aril, disebabkan orang kurang paham bagaimana indikator orang sehat jiwa dan minimnya literasi atau pemahaman tentang jiwa. “Kebanyakan orang merasa malu atau enggan saat berobat di klinik kejiwaan, karena orang yang berobat di kejiwaan biasanya akan ditolak oleh keluarga atau komunitasnya,” jelas Aril.
Gangguan jiwa, lanjut Aril, merupakan ketidaksehatan jiwa yang berefek mengganggu kenyamanan dan mempengaruhi fungsi sosial. Gangguan jiwa tidak bisa disebabkan hanya melalui satu faktor saja. Setidaknya ada empat faktor yang menyebabkan seseorang bisa mengalami perilaku abnormal atau gangguan jiwa yaitu faktor biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
Jenis gangguan jiwa, jelas Aril, di antaranya, Anxiety Disorder, Obsessive Compulsive Disorder, Substance Use Disorder, Anorexia Nervosa, dan Bipolar Disorder. “Hampir semua gangguan mental tersebut dapat muncul pertama kali di usia remaja,” kata Aril.
Selain gangguan jiwa, Aril juga menyampaikan bagaimana seseorang bisa mengalami depresi. Penyebabnya, penurunan serotonin dan nor epineprin dalam otak. Serotonin merupakan hormon yang mengatur perasaan sehingga saat seseorang mengalami depresi, maka seseorang tersebut cenderung murung dan sedih. Sedang nor epineprin merupakan hormon yang mengatur kekuatan sehingga saat seseorang mengalami depresi, maka seseorang tersebut cenderung hilang minat, malas, atau lemas.
Dalam kasus depresi berat, kata Aril, dapat muncul ide untuk bunuh diri karena hormon dopamin yang meningkat. Gejala utama dari depresi adalah murung, hilang minat, dan mudah lelah. Gejala tambahannya, gangguan tidur, gangguan konsentrasi, hilang atau naiknya nafsu makan, rasa bersalah, dan ide bunuh diri.
Menurut Alia Nanda Rumekti, mahasiswa Psikologi UP 45, kunjungan studi ke RSJ Grhasia ini memberikan pengalaman penerapan ilmu psikologi. Selain itu, juga semakin tahu tentang gejala sakit jiwa, schizophrenia, jenis gangguan jiwa, dan tata laksana pada pasien gangguan jiwa.
“Kami berharap kegiatan ini sering dilakukan agar mahasiswa Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta kian peka terhadap keadaan orang di sekitarnya. Juga kian bersemangat menggali sesuatu dari keilmuan yang dipilihnya,” kata Alia Nanda Rumekti.