YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Universitas Islam Indonesia (UII), Duy Tan University (DTU) Vietnam, dan Temasek Polytechnic (TP) Singapore menyelenggarakan Triparty Hackathon. Kegiatan tiga universitas yang tergabung dalam asosiasi Passage to Asean (P2A) ini merupakan keberlanjutan program Erasmus+ GITA untuk memperkuat kemampuan wirausaha mahasiswa.
Wakil Rektor Bidang Kemitraan dan Kewirausahaan UII, Dr Wiryono Raharjo, MArch, PhD mengatakan hal tersebut melalui webinar Kamis (8/10/2020). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas entrepreneur mindset, peserta Hackaton dari 3 universitas.
“Program ini diikuti 52 mahasiswa yang berasal dari tiga universitas tersebut. Perinciannya, 21 peserta yang terdiri dari lima tim inovator berasal dari UII, delapan peserta yang terdiri dari dua tim inovator berasal dari TP, dan 23 mahasiswa yang terdiri dalam lima tim inovator berasal dari DTU,” kata Wiryono.
Pada workshop hari pertama, Kamis (8/10/2020), UII membekali peserta Hackathon dengan metoda inovasi untuk memecahkan masalah yang sifatnya kontradiktif yang dibimbing Dr Arif Wismadi dan Dr Risdiyono. Peserta mendapat pelajaran tentang studi kasus kontradiktif dalam penanganan COVID-19 yaitu mendahulukan menyelesaikan masalah kesehatan atau ekonomi. Peserta Hackathon diminta menemukan inovasi yang menyatukan dua tujuan tersebut dalam tindakan terintegrasi.
Pada hari ke 2, Jumat (9/10/2020), workshop diisi Temasek Polytechnic (TP) Singapore. Peserta mendapatkan pembekalan tentang menemukan ide inovasi, yang dilengkapi model bisnis dan strategi untuk mendapatkan investor.
“Triparty Hackathon mencakup tiga kegiatan yakni training (workshop), brainstorming dan fasilitasi. Di akhir kegiatan, masing-masing tim akan mempresentasikan hasil karya atau produknya,” kata Wiryono.
Sedang Dr. Hang Le, Vice Provost Duy Tan University merasa senang dengan kegiatan ini. Program kewirausahaan P2A ini bertujuan meningkatkan keterampilan kewirausahaan mahasiswa di Asia Tenggara.
“Keterampilan kewirausahaan tidak hanya tentang belajar bisnis. Saat ini keterampilan kewirausahaan sudah menjadi soft skill dan sangat membantu mahasiswa untuk menningkatkan kemampuannya. Dari itu saya sangat bergembira dengan program ini terlebih program ini diikuti tiga universitas sekaligus,” kata Hang Le.
Sementara Mr Wallace Lim, Entrepreneurship Departement Tamasek Polythecnic mengatakan kerjasama tiga universitas ini menjadi langkah awal. Ia mengharapkan ada institusi-institusi lain yang mengikutinya.
“Ini merupakan salah satu platform terbaik untuk saling berbagi tentang fintech, teknologi, dan berbagi tentang pengalaman, berbagi tentang permasalahan dan cara untuk mencari penyelesaian. Saya sangat yakin, tidak hanya mahasiswa yang mendapatkan benefit tetapi institusi juga mendapatkan benefit dari cara kita belajar dan cara kita mengajarkan kepada sesama,” kata Wallace Lim.