YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Tim Mapala Unisi, Universitas Islam Indonesia (UII) membangun tiga sarana mandi cuci dan kakus (MCK) bagi korban banjir di Kalimantan Selatan. Dua MCK dibangun di RT 02 dan satu di RT 03, Desa Alat, Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.
Tim Lapangan Mapala Unisi dari Yogyakarta terdiri Hayuno Sukmo NP ( Gojek ) 18.2353; Triwibowo Alan Kusuma ( Popo ) 15.2291; M Sandy Malik Ibrahim ( coret ) 17.2312; Aditya Aji Perdana ( Bokir ) 14.2186. Mereka didampingi Olly Tribuana (90.12,37) dan didukung Reza Zulfikar, SH, Sekretaris Jendral DPW IKA Kalimantan Selatan.
“Masing-masing MCK memiliki empat pintu agar tidak terjadi antrian. MCK ini diprioritaskan untuk wanita, lanjut usia, dan anak anak, serta warga yang rumahnya hilang,” kata Triwibowo Alan ‘Popo’ Kusuma kepada wartawan, Jumat (12/2/2021).
Dijelaskan Popo, sebetulnya Tim Mapala Unisi hanya akan membangun satu MCK empat pintu di RT 03 untuk mencukupi kebutuhan satu RT tersebut. Namun ada permintaan untuk membuat MCK Mushola Noorhidayah yang berada di RT 02. Sehingga ada tiga MCK yang berhasil dibangun Tim Mapala Unisi.
Satu MCK, lanjut Popo, membutuhkan dana sekitar Rp 10 juta sehingga tiga MCK menghabiskan dana Rp 30 juta. Sumber dana pembangunan MCK berasal dari UII, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Alumni (DPP IKA) UII dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) IKA Kalimantan Selatan.
Untuk pembangunannya, Tim Mapala Unisi mendapat bantuan tenaga kerja dari warga setempat. “Untuk satu MCK menyerap 4-6 orang tenaga kerja warga setempat. Mereka kita bayar, sekaligus untuk memberikan bantuan ekonomi bagi mereka,” kata Popo.
Sebelum membangun MCK, Tim Mapala Unisi melakukan operasi di Banjarmasin dan Kabupaten Barito Kuala. Mereka melakukan evakuasi, asesmen dan distribusi logistik selama lima hari. “Hari ke enam kami memutuskan untuk berangkat menuju Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan,” kata Popo.
Sementara Prof Fathul Wahid, ST, MSc, PhD mengatakan keluarga besar UII ikut berduka dengan beragam musibah yang menimpa beberapa daerah. Di antaranya, banjir di Kalimantan Selatan, gempa bumi di Sulawesi Barat, tanah longsor di Sumedang, dan Gunung Merapi yang belum tenang.
“Sebagai bagian dari bangsa, UII berikhtiar meneruskan tradisi baik untuk peduli dengan para korban. Tradisi ini sudah diawali sudah sejak lama, dan diupayakan menjadi satu pintu mulai 2018, ketika bencana gempa bumi Lombok,” kata Fathul Wahid.
Selanjutnya, kata Rektor, UII mencoba menggalang sumber daya dari para donatur, utamanya warga UII. Meski tidak banyak, UII berusaha mengirimkan bantuan dalam bentuk uang yang diberikan logistik di lokasi bencara, mengirimkan bantuan evakuasi, dan juga logistik.
“Pengadaan logistik berkoordinasi dengan DPW IKA UII setempat. Bantuan evakuasi dikawal oleh kawan-kawan Mapala Unisi dengan sangat baik. Khusus untuk Kalsel, kami juga mengirimkan perahu karet untuk evakuasi dan distribusi bantuan, yang dikawal oleh Mapala Unisi,” katanya.
UII berencana mengirimkan logistik dari Yogyakarta menggunakan truk bersama dengan ACT. Logistik ini akan dikirimkan dengan kapal ke lokasi bencara, di Kalsel dan Sulbar. Pengiriman tim medis dan tim psikososial sedang kami diskusikan. Yang terakhir ini sangat menantang di situasi pandemi seperti sekarang ini.
Kepada tim mitigasi di lapangan, kata Rektor, pihaknya berharap dapat meluruskan niat, menjaga kesehatan dan juga menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak yang juga mempunyai niat mulia. “Semoga Allah memudahkan semua ikhtiar dalam meringankan beban saudara-saudara kita yang tertimpa musibah. UII juga mengucapkan terima kasih kepada semua donatur yang baik hati, Tim Mapala Unisi, dan IKA UII yang sudah bergandengan tangan meringankan beban saudara kita,” katanya.