YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Universitas Widya Mataram (UWM) mendorong mahasiswanya untuk mengikuti Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM). Sebab dengan mengikuti PKM dan penguasaan atribut-atribut non akademik lain akan menentukan sukses mahasiswa pasca kuliah.
Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Prof Dr Edy Suandi Hamid, MEc mengemukakan hal itu pada sosialisasi Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2022 secara virtual dari Kampus UWM Yogyakarta, Senin (22/11/2022). Sosialisasi yang diikuti 320 mahasiswa ini menghadirkan pembicara Dr drg Indra Brahmanti, MSc, SpKGA, K-KKA yang membahas tentang strategi lolos PKM.
Edy Suandi Hamid menambahkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tinggi penting, tetapi itu tidak otomatis mengantarkan mahasiswa sukses setelah lulus. Karena itu, mahasiswa harus menambah kemampuan softskill di luar non akademik.
“Berbagai atribut akademik di luar kelas seperti juara dalam even kreativitas mahasiswa dilengkapi dengan penguasaan berbagai atribut penunjang personal, itu bisa mengantarkan ke tahap mahasiswa komprehensif. Mahasiswa semacam ini belum lulus saja sudah mendapat pekerjaan,” kata Edy.
Menurut Edy, prestasi mahasiswa di luar kampus dalam even ilmiah berkelas semacam PKM, apalagi sampai Pekan Ilmiah Nasional Mahasiswa (PIMNAS) akan memiliki efek positif. Efek tersebut tidak hanya dirasakan mahasiswa, tetapi juga universitas atau perguruan tiggi ikut merasakan. “Prestasi mahasiswa di PKM dan PIMNAS akan meningkatkan kelas perguruan tinggi di tingkat nasional,” katanya.
Prestasi dalam PKM, jelas Edy, merupakan keniscayaan karena PKM mendukung pencapaian indikator kinerja universitas. Dalam klusterisasi kampus di bidang kemahasiswaan, peran mahasiswa dalam PKM menjadi syarat dominan. Sehingga prestasi mahasiswa dalam PKM menentukan klusterisasi perguruan tinggi pada level nasional.
“Semakin banyak mahasiswa suatu universitas menjadi peserta PKM dan lolos pendanaan penelitian. Apalagi mereka sampai ikut ke tahap kompetisi ilmiah pada level nasional (PIMNAS), maka Universitas Widya Mataram terbuka untuk masuk kluster atau peringkat utama pada jajaran perguruan tinggi secara nasional,” katanya.
Sementara Indra Brahmanti, sependapat dengan Edy Suandi Hamid bahwa PKM memberikan dampak positif bagi peningkatan prestasi mahasiswa dan perguruan tinggi. Terutama dalam pemeringkatan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
“Saya sempat kesulitan untuk mendapat mahasiswa untuk dibimbing mengikuti PKM. Saya cari terus sampai dapat. Ketika mereka mendapat penjelasan dan mengetahui peran strategis PKM bagi diri mahasiswa dan universitasnya, mereka antusias ikut PKM,” kata Indra.
Berdasarkan pengalaman Indra, kiat suskes di PKM yaitu dengan menerapkan prinsip TEAM yaitu bersama (together), setiap orang (everyone), mencapai (achieves), yang lebih (more) baik. “Sistem kerjanya dari jalan biasa, maraton, sampai lari cepat. Awalnya persiapan dalam ritme biasa, memasuki tahap-tahap berikutnya dengan jalan cepat sampai pada lari kencang,” katanya.
Sedang topik-topik dan kreasi mahasiswa yang relevan dengan reguliasi dalam PKM di antaranya, problem sosial, alternatif solusi, dan manfaat bagi masyarakat. Karena itu, mahasiswa dituntut untuk dapat menemukan permasaahan, solusi yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Kepekaan panca indra kita untuk mengendus problem sosial, itu tahap awal untuk mendapatkan topik atau kreasi yang menarik, aktual, relevan bagi masyarakat dan bidang yang dilombakan, serta mendesak untuk memeroleh solusi. Bila tahap itu bisa dipahami dan dipraktiknya, tahap berikutnya kerjakan apa yang kamu cintai atau cintailah apa yang kamu kerjakan,” tandasnya.