YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meningkatkan produktivitas padi unggul, Srinuk di lahan tidur seluas tiga hektare Delanggu, Klaten, Jawa Tengah. Dalam pilot project di lahan seluas tiga hektare dan diolah secara organik tersebut dapat menghasilkan 6,8 ton/hektare gabah kering panen.
Pengembangan padi unggul ini dilakukan Fakultas Pertanian UGM bekerjasama dengan Taman Sehat Rejosari (Tasero) Delanggu Klaten, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Delanggu, Kelompok Tani dan Koperasi Tani Delanggu Klaten. Varietas padi Srinuk memiliki umur panen 95 hari.
Dekan Fakultas Pertanian UGM Ir Jaka Widada, MSc, PhD mengatakan inovasi yang diterapkan di lahan tidur berupaya mempromosikan pertanian ramah lingkungan, hemat penggunaan sumberdaya dan memiliki fungsi edukasi serta wisata dengan berbasis pada smart eco-bio production. Fakultas Pertanian UGM berupaya mendorong peningkatan produksi pertanian, khususnya padi di lahan tidur yang sudah lima tahun terbengkelai.
“Keberhasilan inisiasi pemanfaatan lahan tidur diharapkan akan menjadi langkah awal yang sangat strategis untuk pemanfaatan lahan tidur di wilayah Delanggu seluas sekitar 100 ha dari total lahan sawah produktif sebanyak 1.170 ha,” kata Jaka Widada, Rabu (18/5/2022).
Lebih lanjut Jaka Widada menjelaskan kerja sama multipihak ini merupakan langkah strategis dan wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi. UGM membawa dan mengenalkan berbagai inovasi produksi dan tata kelola usaha tani yang relevan untuk masyarakat pertanian di daerah-daerah.
Sebagai pilot project, kerjasama ini menanam padi unggul lokal Klaten, Srinuk di lahan seluas tiga hektare wilayah Tasero Delanggu, Klaten. Srinuk merupakan pengembangan dari padi unggul lokal Rojolele khas Delanggu yang telah memiliki reputasi publik sangat baik sebagai padi penghasil beras yang berkualitas tinggi, pulen, wangi dan bercita rasa sangat enak. Padi ini telah dipanen pada Sabtu (14/5/2022).
Dokter Husein, perwakilan manajemen Tasero mengapresiasi kolaborasi multipihak untuk pengembangan pertanian di lahan tidur yang dikombinasi dengan edukasi dan kuliner. Kerjasama ini terintegrasi dari aspek hulu sampai hilir dengan tujuan mendorong wisata edukasi pertanian, menjamin ketahanan pangan daerah, menyediakan pangan sehat berkualitas tinggi.
Sedang Kepala BPP Delanggu, Sutrisno mengatakan varietas Srinuk memiliki umur panen 95 hari. Hasil ubinan padi Srinuk yang dibudidayakan secara organik sebesar 6,8 ton/ha gabah kering panen. “Srinuk yang dibudidayakan secara konvensional memiliki produktivitas 5,2 ton per hektare,” kata Sutrisno.
Anggota tim kajian dari Fakultas Pertanian UGM, Dr Tri Harjaka menjelaskan, supaya kualitas tanah semakin baik dan produksi pertanian lebih optimal akan dilakukan rotasi jenis tanaman di lahan yang dikelola Taserto seluas tiga hektare. Selama satu tahun, tanaman tidak semua padi, tetapi dengan selingan tanaman kedelai.
Pada awal bulan Juni mendatang akan ditanam kedelai sebanyak tiga jenis benih kedelai yaitu galur, hitam malika, dan kedelai unggul nasional varietas Anjasmoro atau Grobogan. “Dengan mencoba beberapa varietas akan dievaluasi varietas kedelai yang memiliki kecocokan tinggi dan juga produktivitas yang tinggi,” kata Tri Harjaka.
Sementara Dekan Fakultas Ilmu Budaya UGM, Dr Setiadi menuturkan manfaat dan keberlanjutan pengembangan pertanian di lahan tidur ini akan semakin kuat jika melibatkan kearifan dan budaya lokal. “Tahap berikutnya sentuhan aspek budaya dan keunggulan ciri khas lokal di Delanggu juga menjadi potensi penting yang akan dikembangkan dalam pembangunan pertanian dan pedesaan,” ujar Setiadi. (*)