YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Paguyuban Gejayan Ayem Tentrem (PGAT) Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar Syawalan atau Halal Bi Halal 1443 H, Kamis (26/5/2022). Seusai Syawalan, PGAT dan warga Gejayan menyampaikan aspirasi agar wilayahnya tidak digunakan sebagai tempat berunjuk rasa.
Koordinator PGAT Caturtunggal, Iwan mengatakan segenap warga Gejayan konsisten dan sepakat menjaga wilayahnya bersih dari segala aktivitas unjuk rasa atau demonstrasi seperti Gejayan Memanggil. “Di bulan yang penuh berkah ini, PGAT Caturtunggal turut mengucapkan Selamat Idul Fitri bagi yang merayakan dan mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh masyarakat Yogyakarta melalui media spanduk yang dipasang di wilayah kami,” kata Iwan.
Penolakan ini, jelas Iwan, untuk menjaga agar keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di wilayahnya tetap kondusif. Selain itu, segala bentuk aksi unjuk rasa di Gejayan menganggu kenyamanan dan aktivitas ekonomi di wilayah Kalurahan Caturtunggal dan sekitarnya. “Banyak sekali pelaku usaha di wilayah kami yang sering dijadikan tempat unjuk rasa,” tambahnya.
Sementara Budi, Koordinator PGAT Caturtunggal wilayah Papringan menambahkan tradisi Syawalan ini merupakan acara rutin tahunan. Hal ini untuk mempererat tali silaturuahmi antar warga Caturtunggal. Momen kali ini juga menjadi tonggak untuk menyerukan kepada masyarakat Yogyakarta bahwa wilayah Caturtunggal bukan tempat untuk menyalurkan aspirasi melalui unjuk rasa atau demonstrasi.
“Imej yang sudah terlanjur terbentuk di masyarakat bahwa Pertigaan Gejayan adalah lokasi untuk berunjuk rasa harus dihapuskan. Sebab, demo yang dibanjiri ribuan massa seperti Gejayan Memanggil maupun aksi-aksi lainnya sangat merugikan kami warga asli Caturtunggal dan para pelaku usaha di sekitar pertigaan,” tambah Budi. (*)