YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Rimbawan muda harus menjadi inisiator, aktor, motivator, dinamisator, katalisator dan bahkan edukator dalam pembangunan kehutanan saat ini dan ke depan. Karena itu, perlu peningkatan sumber daya manusia (SDM) muda kehutanan untuk mewujudkan Indonesia maju.
Dr Ir Bambang Hendroyono, Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengungkapkan hal tersebut saat membuka Rapat Kerja Nasional Sylva Indonesia 2022 dan Seminar Nasional di Grha Instiper Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (18/7/2022). Rapat kerja nasional ini diikuti 48 Pengurus Cabang Sylva dari seluruh Indonesia.
Menurut Bambang, Sylva Indonesia mempunyai peran strategis dalam peningkatan SDM muda kehutanan atau sebagai Youth Center of Excellence. “Jumlah generasi milenial, Gen X dan Gen Z yang signifikan saat ini akan menjadi kunci SDM produktif di Indonesia ke depan,” kata Bambang.
Kata Bambang, untuk menjadi seorang pemimpin masa depan atau transglobal, seseorang harus memiliki enam kecerdasan untuk mengelola kehutanan. Enam kecerdasan tersebut adalah kecerdasan moral, kecerdasan emosional, kecerdasan kognitif, kecerdasan bisnis, kecerdasan sosial budaya, dan kecerdasan global.
Namun kecerdasan saja tidak cukup, sehingga harus ada dukungan keteladanan perilaku kepemimpinan yang prima. Sehingga seorang pemimpin mampu menghasilkan penyelesaian persoalan secara tuntas dan permanen.
“Seorang pemimpin yang memiliki enam kecerdasan akan membentuk lima perilaku dinamis. Yaitu (1) ketahanan terhadap ketidakpastian (uncertainty resilience), (2) konektivitas tim (team connectivity), (3) fleksibilitas pragmatis (pragmatic flexibility), (4) responsivitas perspektif (perspective responsiveness), serta (5) orientasi bakat (talent orientation),” kata Bambang.
“Semoga Sylva Indonesia mampu mendorong lahirnya kader-kader baru rimbawan yang luar biasa. Sebab persoalan lingkungan hidup dan kehutanan bukan persoalan biasa, sehingga butuh pemimpin yang luar biasa,” harap Bambang.
Sementara Rektor Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta, Dr Ir Harsawardana, MEng menambahkan hutan Indonesia selalu menjadi sorotan dunia. Karena itu, ia mengharapkan pertemuan Sylva Indonesia ini, menjadi pemantik bagi seluruh pihak untuk saling bekerja sama dan saling berdiskusi bagi masa depan kehutanan Indonesia. (*)