Winda Nur Cahyo : Drone Emprit Sebagai Business Intelligence

Dari kiri - kanan: Silih Agung Wasesa, Ismail Fahmi, Winda Nur Cahyo dan Andrie Paska Hendradewa. (foto : istimewa)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NETBusiness Intelligence merupakan kunci sukses bagi perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya di era industri 4.0. Mereka memanfaatkan big data yang dianalisis Drone Emprit sebagai Business Intelligence sehingga dapat diketahui produk apa saja yang sedang laris dan tidak laku. 

Demikian dikatakan Winda Nur Cahyo, Ph.D, Ketua Proram Studi (Prodi) S2 Magister Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (MTI FTI UII) pada Kuliah Umum bagi Mahasiswa Baru MTI di Yogyakarta, Sabtu (24/9/2022). Kuliah Umum yang mengangkat tema ‘Ngulik Drone Emprit sebagai Intelijen Bisnis’ menghadirkan Ismail Fahmi, PhD, Founder Media Kernels Indonesia dan Drone Emprit dan Silih Agung Wasesa, CEO Konner Advisory.

Bacaan Lainnya

Menurut Winda yang juga Pakar Management Asset, berdasarkan hasil riset Gartner, di tahun 2025 nanti, 80 persen perusahaan tak akan lagi menggunakan data center sendiri. Mereka akan beralih menggunakan Business Intelligence. 

“Penggunaan Drone Emprit sebagai Business Intelligence memberikan keuntungan di antaranya dapat meningkatkan profit, menurunkan biaya, peningkatan pemasaran, mempermudah pengambilan keputusan,” kata Winda. 

Kuliah Umum ini, kata Winda, bertujuan membuka wawasan keilmuan yang aplikatif bagi mahasiswa. Selain itu, mahasiswa baru diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan praktis secara komprehensif yang berimbang tentang Business Intelligence.

Sedang Ismail Fahmi, mengatakan Drone Emprit sudah bekerjasama dengan UII membuat Drone Emprit Academic (DEA). Ia memilih UII karena infrastrukturnya sangat memadahi, kecepatan tinggi, dan memiliki dosen yang mumpuni. “Sudah ribuan mahasiswa dan peneliti yang memanfaatkan Drone Emprit Academic ini. “Hasilnya, ratusan tulisan ilmiah yang ada di Google Scholar yang menggunakan Drone Emprit Academic,” kata Ismail Fahmi.

Dijelaskan Ismail Fahmi, DEA merupakan kumpulan data besar (big data) dari seluruh percakapan warganet di media sosial dalam konteks internasional. DEA ini menjadi salah satu aplikasi untuk mengetahui percakapan warganet di media sosial. Sehingga DEA dapat digunakan untuk menganalisis opini publik yang berkembang secara kekinian. 

Dunia bisnis dan industri, tambah Ismail Fahmi, memiliki fokus pada isu-isu, inovasi produk baru, peningkatan penjualan, memprediksi kebutuhan pasar, mengurangi pengeluaran, efisiensi proses, dan mendapatkan talent yang dibutuhkan. Sedangkan Media Sosial (Medsos) banyak digunakan dalam bisnis dan industri untuk menangkap isu-isu tersebut,” kata Fahmi.

Sementara Silih Agung Wasesa mengatakan Data Intelejen itu merupakan cara bagaimana mengolah data-data yang sudah tampil di publik untuk kepentingan bisnis. Saat ini sangat mudah mendapatkan data intelejen, salah satunya dari Drone Emprit.

“Saya melatih mengolah data. Kita mendengarkan apa yang tidak diucapkan data. Itu basis dari data intelejen. Sebuah data akan berguna bila kita mampu membangun disiplin untuk melatih data, dan meningkatkan kemampuan mengolah data dalam sebuah ekosistem informasi,” kata Silih. (*)