“Kami terharu sekali karena mendapat laporan dari anak-anak. Usai tampil di Rempah Merah Nusantara, langsung mendapat job. Mereka gembira sekali, berkat kegiatan ini, mereka bisa mendapat tambahan uang saku dari keringat mereka sendiri.”
Itulah kesan yang diungkapkan Hartiningih, SPd, MPd, Kepala Madrasah ‘Aliyah Negeri (MAN) 2 Kulonprogo pada Talkshow Sosialisasi Rempah Merah Nusantara di Aula Adikarta, (Gedung Kaca), Kompleks Kantor Pemda Kulonprogo, Selasa (18/10/2022). Hartiningsih memberikan apresiasi dan dukungan yang positif pada Percontohan Rempah Merah Nusantara (RMN) yang diselenggarakan di Kalurahan Kedundang, Kapanewon Temon, Kulonprogo, Sabtu-Ahad (1-2/10/2022) lalu.
Selain Hartiningsih, talkshow juga menghadirkan Dinda Iga Maryaningsih dan Ahmad Zulkhan, siswa SMAN 1 Wates Kelas XII MIPA. Talkshow dipandu Agus Triantara, Sekretaris Umum Badan Koordinasi Paguyuban Kulonprogo (Bakor PKP).
Selain itu, Hartiningsih juga menangkap muncul nilai kebersamaan, kekompakan dan benih-benih persatuan antar pelajar dari berbagai sekolah di tengah perhelatan Rempah Merah Nusantara (RMN). Terbukti RMN juga berfungsi untuk melipat skat-skat psikologis atau pembatas hubungan sosial antar kelompok. Menurutnya nilai-nilai tersebut perlu dipupuk agar semakin tumbuh subur semangat kebangsaan dan lestarinya semangat persatuan di kalangan pelajar.
“Hebatnya lagi, dengan adanya RMN ini anak-anak kami saling kenal dengan siswa-siswa dari sekolah lain. Apalagi mereka satu hobby, mereka laporan bahwa mereka gembira sekali menemukan komunitasnya!” imbuhnya.
Sedang Dinda Iga dan Zulkhan, siswa-siswi klas XII MIPA SMAN 1 Wates sebagai Master of Ceremony (MC) pada acara Percontohan RMN. Mereka menilai panggung Percontohan RMN merupakan ajang untuk mengasah talenta generasi muda.
Panggung, kata Dinda, merupakan sesuatu yang sangat berarti sekali. Sebab di panggung mereka mulai mengenal dan belajar menghadapi dunia nyata. Di panggung itu, mereka belajar percaya diri (PD) di depan umum, dan kesempatan itu tidak bisa didapat oleh setiap pelajar.
“Di panggung itu pulalah kami belajar tangung jawab, berani ambil keputusan, belajar disiplin dan tepat waktu, belajar membawa diri dalam segala kondisi, belajar menghibur banyak orang. Dan yang pasti kami dituntut untuk terus berkreasi dan berinovasi,” kata Dinda.
Kata Dinda, dirinya menyaksikan dinamika yang menarik sekali terjadi di dalam event RMN kala itu. Banyak stand-stand pameran, pedagang keliling, lapak-lapak UKM (Usaha Kecil Menengah) yang menjual beragam jajanan, semuanya ikut merasakan keberkahan dari RMN ini. Juga wajah ceria dan antusiasme masyarakat menyaksikan event itu.
“Klaim bahwa RMN adalah panggungnya pelajar dan mahasiswa sekaligus sebagai motor penggerak perekonomian masyarakat desa yang sering disampaikan oleh Bapak Agus Triantara, saya pikir sangat tepat!” tandas Dinda.
Sementara Ahmad Zulkhan mengemukakan opimismenya terhadap RMN sebagai solusi di tengah krisis ideologi dan budi pekerti. Menurutnya, handphone sungguh sesuatu yang sangat menyita perhatian anak-anak masa kini.
Karena itu, kata Zulkhan, tidak ada cara lain untuk mengurangi intensitas ketergantungan terhadap handphone, kecuali dengan mengalihkan perhatian anak-anak dengan aktivitas yang lebih menarik, positif dan produktif. “Saya melihat bahwa kehadiran RMN adalah berkah bagi generasi milenial. Apalagi kalau bisa diselenggarakan secara massif dan intensif,” tutur Zulkhan.
Zulkhan yang tinggal di pelosok desa Kapanewon Galur, ujung wilayah dan sekaligus perbatasan Kulonprogo dan Bantul sangat merindukan RMN bisa diselenggarakan di wilayahnya. Ia merasa yakin panggung RMN akan menggugah inspirasi dan motivasi anak-anak muda di wilayahnya.
“Ibarat oase di tengah padang pasir, saya optimis, RMN yang konsepnya dapat diselengarakan secara periodik, akan menjadi pemacu generasi muda terutama para pelajar dan mahasiswa untuk asah talenta sekaligus adu prestasi!” imbuhnya.
Sebelum digelar Talkshow Sosialisasi Rempah Merah Nusantara kepada seluruh lurah, panewu se Kulonprogo dan pihak-pihak terkait juga dilaksanakan sosialisasi dan edukasi Bulan Inklusi Keuangan (BIK) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Acara yang sempat diguyur hujan sejak pagi ini, dihadiri tidak kurang dari 130 orang. Mereka adalah lurah dan panewu se Kulonprogo, Staf Ahli Bupati, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pimpinan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) , Pengurus PC NU dan PD Muhammadiyah Kulonprogo, Ketua CSR Kulonprogo, dan beberapa Pimpinan Perbankan di Kulonprogo dan Kepala Balai Diklat Yayasan Dharmais Yogyakarta.
Acara dibuka Penjabat Bupati Kulonprogo, Drs Tri Saktiyana MSi. Sedang keynote speech disampaikan KPH Yudonegoro PhD, Kepala Biro Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah (Setda) DIY. (*)