YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Jurnal El Tabawi dari Program Studi Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Indonesia (UII) berhasil meraih akreditasi peringkat SINTA 3 DIKTI. Raihan peringkat ini berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (DIKTI), Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud) Republik Indonesia, nomor 204/E/KPT/2022 tentang Akreditasi Jurnal Ilmiah Periode II Tahun 2022, terbit 12 Desember 2022.
Kemendikbud Republik Indonesia melakukan akreditasi dan pemeringkatan jurnal, sesuai dengan pedoman akreditasi jurnal nasional dinyatakan dengan peringkat SINTA (Science and Technology Index), mulai dari peringkat S1 sampai S6. Sesuai dengan Perdirjen Risbang no 19 tahun 2018, pemberian peringkat 1 sampai 6 diakronimkan sebagai SINTA 1 sampai SINTA 6 (terendah).
SINTA DIKTI berfungsi sebagai wadah hasil penelitian untuk dipublikasikan secara online, serta menilai kinerja jurnal berdasarkan standar akreditasi dan sitasi, dengan mengindeks seluruh jurnal nasional yang sudah diakreditasi.
Dekan FIAI UII, Dr. Drs. Asmuni, M.A, sekaligus Pengarah Jurnal El Tarbawi, ditemui di Ruang Dekanat, menyambut baik atas raihan ini.
“Raihan Jurnal El Tarbawi ini merupakan lompatan yang membahagiakan dan mengharukan, karena sebelumnya belum terakreditasi, sekarang peringkat SINTA 3. Saya mewakili FIAI UII sangat mengapresiasi raihan ini, serta mengharap pengelola jurnal lainnya dapat mencontoh upaya dari pengelola Jurnal El Tarbawi,” kata Asmuni.
Di tempat berbeda, Kurniawan Dwi Saputra, Lc., M.Hum, Editor in Chief dari Jurnal El Tarbawi langsung menyampaikan syukur.
“Alhamdulillah, atas prestasi meraih peringkat SINTA 3 ini, semoga menjadi penyemangat untuk makin baik,” kata Kurniawan.
Menurut Kurniawan, ini merupakan kerja kolektif dari banyak pihak. Upaya yang dilakukan selama ini untuk mendorong kualitas Jurnal El Tarbawai, antara lain dengan melibatkan editor dan reviewer internasional. Selain itu, selalu melakukan simulasi jurnal dengan melibatkan bengkel perbaikan teknis dari praktisi manajer jurnal terakreditasi.
“Kami akan terus melakukan berbagai upaya, bahkan hingga menyediakan call paper berhadiah untuk mencari naskah yang berkualitas. Namun ada yang cukup penting, yaitu ikhtiar bathiniyyah berbentuk hataman Al Qur’an melibatkan Dewan Dosen Pendidikan Agama Islam UII,” ungkap Kurniawan.
Di tempat yang sama, Ahmad Zubaidi, S.P.d., M.Pd, Editorial Boards, Jurnal El Tarbawi menambahkan.
”Saat ini, pengelola Jurnal El Tarbawi mencoba memperluas kesempatan bagi penulis jurnal. Sebelumnya setiap terbit ada 10 kuota, saat ini menjadi 15 kuota. Salah satu upaya untuk mendorong animo bagi penulis berkualitas dari berbagi daerah di Indonesia, solusinya dengan memberikan subsidi dana, artinya beban biaya ada yang ditanggung oleh fakultas,” kata Ahmad, sebagai penutup.(IPK)