YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Program Studi Magister Teknik Industri (MTI), Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) memperbanyak kehadiran korporat untuk mengajar. Sabtu (11/3/2023), Kuliah Umum menghadirkan dua orang korporat yaitu Dr Zaroni, CISCP, CFMP, CMILT; dan Adityanto Prayogo.
Dr Zaroni merupakan Financial and Human Resources (HR) Director, PT Maruco Indonesia/Head of Consulting Supply Chain Indonesia. Sedang Adityanto Prayogo, Assistant Vice President (AVP) Human Capital Management System PT Bio Farma (Persero). Selain, dua korporat, kuliah umum juga diisi dua dosen UII yaitu Ir Winda Nur Cahyo, ST, MT, PhD, IPM, Ketua Program Studi Teknik Industri, Program Magister FTI UII dan Atyanti Dyah Prabaswari, ST, MSc, Manajer Akademik Keilmuan Program Magister, FTI UII Yogyakarta.
Dijelaskan Winda Nur Cahyo, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas pada hakikatnya ditujukan untuk meningkatkan kemampuan intelektual, sehingga dapat dicapai produktivitas yang lebih tinggi. SDM dan inovasi harus dipandang sebagai konsep yang terkait erat, yang bersama-sama menciptakan memperkuat lingkaran penciptaan nilai.
“SDM adalah salah satu sumber utama inovasi, strategi inovasi perlu mencakup berbagai inisiatif yang relevan untuk memotivasi SDM itu sendiri. Hal ini menjadi kunci penting sebagai kekuatan baru dalam mencapai kesejahteraan ekonomi di era persaingan ilmu pengetahuan dan teknologi,” kata Winda.
Lebih lanjut Winda mengatakan perencanaan strategis diperlukan dalam rangka menyesuaikan kekuatan internal agar selalu siap menangkap peluang dan mengatasi ancaman dari luar jika ingin mempertahankan keunggulan bersaing. Sedangkan strategi inovasi, merupakan konsep manajemen, terdiri dari banyak kegiatan internal dan eksternal yang meningkatkan potensi inovasi bisnis. “Hal ini diperlukan untuk menekankan pentingnya dan peranan yang mempengaruhi pembentukan strategi inovasi,” kata Winda.
Winda menambahkan, merujuk berbagai referensi, inovasi strategis adalah ciptaan dari strategi pertumbuhan, teknologi baru, pelayanan baru, cara baru dalam melakukan sesuatu atau suatu bisnis model yang merubah permainan dan menghasilkan nilai baru yang signifikan untuk konsumen, dan pelanggan.
Karena itu, kata Winda, hal yang masih menjadi pertanyaan adalah bagaimana peranan perguruan tinggi terkait dengan penyiapan SDM yang mampu menerapkan strategi inovasi teknologi dalam menciptakan, mengembangkan dan mempublikasikan secara keilmuan maupun praktis?
Dijelaskan Winda, Program Studi Teknik Industri, Program Magister, FTI UII merasa perlu mengadakan pengayaan keilmuan dalam perspektif praktis. Hal itu dilaksanakan melalui proses pemberian informasi edukatif dari seorang ahli kepada mahasiswa yang diharapkan akan membentuk fondasi akademik bagi mahasiswa. “Salah satu ikhtiar untuk mencapai salah satu misi tersebut mengadakan Kuliah Umum, dengan tema Peran SDM dalam Strategi Inovasi Teknologi,” kata Winda.
Kuliah Umum ini, tambah Winda, diharapkan mahasiswa baru mampu sebagai lulusan Program Studi Teknik Industri, Program Magister FTI UII yang memiliki kapasitas intelektual dan profesionalitas. Terutama di bidang Teknik Industri, Manajemen Industri atau Ergonomi dan Keselamatan Kerja serta Logistik dan SCM yang sesuai dengan kebutuhan zaman serta mampu menghadapi tantangan masa depan.
Sedang Zaroni mengatakan banyak tantangan penyiapan SDM di era digital dan AI (Artificial Intelligence). Karena itu, mahasiswa perlu menyiapkan diri dengan menambah keterampilan baru, wawasan, keahlian. Selain itu, mahasiswa juga dituntut selalu berpikir kritis, analisis, problem solving, self management, dan menjadi pembelajar aktif, agar selalu relevan dan memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat dan bangsa.
Sementara Adityanto mengatakan mahasiswa dituntut memiliki kemampuan adaptasi pada berbagai perubahan. Kemampuan adaptasi ini akan juga mendorong inovasi yang sangat menunjang pada sustainability dan pengembangan kompetensi (skill, knowledge dan leadership) mahasiswa yang bersangkutan.
“Selain itu, diperlukan karakter yang mendukung adaptasi dan inovasi ini dari pribadi mahasiswa. Mahasiswa dituntut untuk tetap rendah hati (humble), tetap memegang teguh kejujuran dan komitmen (integritas) serta cara berpikir dan bersikap untuk berubah (transforming),” kata Adityanto. (*)