YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sleman menggelar Musyawarah Daerah (Musyda) ke-10 di Ruang Pertemuan Restoran Taman Pringsewu, Jl. Magelang Km 8 Sleman. Musyda diselenggarkan pada Ahad, 19 Maret 2023/27 Sya’ban 1444 H. Musyda dihadiri antara lain Wakil Bupati Sleman, pengurus Dewan Pimpinan MUI Sleman, Wakil Pengurus Dewan pimpinan MUI Kecamatan se-Kabupaten Sleman, Wakil Komisi Pengurus MUI Sleman, wakil ormas Islam, wakil pondok pesantren dan wakil perguruan tinggi mitra.
Musyda dibuka secara resmi oleh Danang Maharsa, SE, wakil Bupati Kabupaten Sleman, mewakili Bupati. “MUI Kabupaten Sleman menjadi mitra penting pemerintah dalam pembangunan, yaitu di antaranya peran strategis MUI Kabupaten Sleman dalam penguatan pelaksanaan sila 1 Pancasila dengan meningkatkan ketakwaan warga masyarakat. Pemerintah memandang bahwa keberadaan MUI sangat penting, karena selain mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, MUI menjadi menjadi lembaga keagamaan yang menjaga toleransi antar umat beragama. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah Kabupaten Sleman, yaitu sebagai rumah bersama bagi semua elemen masyarakat dengan berbagai latar belakang agama, etnik dan budaya. Pemerintah juga mengharapkan sumbangsaran MUI Kabupaten Sleman ke pemerintah,” harap Danang Miharsa.
Wakil Ketua umum MUI DIY, Dr. Ahmad Zuhdi Muhdor, yang hadir mewakili Ketua umum MUI DIY juga berpesan.
“Pentingnya ulama dan umara’ bekerjasama untuk mewujudkan kemaslahatan dan kebaikan umat dan warga. Oleh karena, menyamakan parameter kebaikan antara ulama dan umara menjadi penting, agar dapat selalu sinergis, terhindar dari kontradiktif. Di antara sinergi yang perlu diperkuat adalah mengawal kebaikan dalam pelaksanaan pemilu tahun 2024. Perorganisasian program di MUI perlu ditata dengan baik, perlu menerapkan ilmu manajemen yang optimal,” kata Ahmad Zuhri.
Dalam serangkaian acara yang sama, Dr. KH. Ahmad Fatah, MA, yang mewakili Ketua MUI Kabupaten Sleman juga memberikan sambutan.
”Musyawarah daerah bertujuan untuk memberikan evaluasi perjalanan kepengurusan MUI Kabupaten Sleman selama 5 tahun, periode 2018-2023, sekaligus membahas rencana strategis dan rancangan program kerja ke depan, yaitu masa khidmat 2023-2028,” katanya.
Sesi sidang pleno Musyda MUI Sleman dipimpin unsur sekretaris, Drs. H. Wiratno, SE, MM, yang mengawali dengan bahasan tentang perjalanan program kerja MUI Kabupaten Sleman periode 2018-2023 dengan berbagai dinamika dan tantangannya. Menurut Wiratno, program kerja dilaksanakan dengan bersinergi beberapa pihak, di antaranya Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, dan lain-lain. Pada masa pandemi, MUI Kabupaten Sleman berperan aktif untuk mensosialisasikan tata cara beribadah masa pandemi. Pelaksanaan program yang mendapatkan perhatian dan perlu dilanjutkan adalah pemantauan penyembelihan ayam di berbagai RPA (Rumah Pemotongan Ayam), dan pemantauan jajanan di sekolah.
”MUI Kabupaten Sleman telah memiliki kantor tersendiri yang representatif, di Menara Masjid Agung Sleman, di lantai ke-3,” kata Wiratno.
Hasil Musyda MUI Kabupaten Sleman memberikan rumusan dan rekomendasi kepada internal umat Islam agar lebih kritis dalam menghadapi berbagai dinamika kehidupan beragama dan berbangsa, mengedepankan peningkatan kualitas hidup beragama dengan optimalisasi amar ma’ruf dan nahi munkar, memperkokoh peran sosial ekonomi, politik dan budaya untuk terwujudnya Indonesia sebagai baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Di sisi lain, hasil musyda juga merumuskan rekomendasi kepada pemerintah dan DPRD Kabupaten Sleman agar menjadi teladan dalam mematuhi hukum, lebih tegas dalam memberantas penyakit masyarakat antara lain perjudian, miras, narkoba, salon prostitusi dan diskotik.
Rumusan rekomendasi musyda juga memberikan harapan agar MUI Kabupaten Sleman meningkatkan sinergi dengan pemerintah dalam pembinaan kehidupan beragama, terutama dalam hal perwujudan keluarga sakinah, pembinaan anak soleh, gerakan pemahaman al-Qur’an, gerakan wakaf tunai, dan lain-lain yang diperlukan dalam mewujudkan kehidupan religius, cerdas, dan toleran dalam masyarakat Sleman.