YOGYAKARTA — Program Studi Akutansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia (FE UII) memberi pelatihan terhadap siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk mengenal proses menjalankan bisnis. Dalam simulasi menjalankan bisnis ini siswa dituntut untuk bekerja secara tim menggunakan software Enterprise Resource Planning (ERP).
Program pengabdian masyarakat ini diberi nama Indonesia Young Thinkers Program – ERPsim@SMA. “Setiap tim beranggotakan tiga orang, masing-masing menjadi sales manager, planner dan analisis. Ketiganya harus bekerjasama agar bisnis yang dijalankan bisa mendapatkan keuntungan,” kata Dra Primanita Setyono, MBA,Ak,SAP Certified, Direktur ERP Competence Center FE UII Yogyakarta kepada wartawan Kamis (8/6/2017).
Lebih lanjut Primanita yang didampingi Dra Noor Endah Cahyawati MSi, SAP Certified, Direktur PT Global Prima Utama mengatakan saat ini banyak lulusan akutansi yang masih harus diminta berlatih saat masuk dunia kerja. Salah satu penyebabnya mahasiswa masih minim pengalaman dalam menjalankan usaha.
Karena itu, Prodi Akutansi FE UII berinisiatif untuk memberikan pelatihan bagi siswa SMA. Sehingga ketika mereka diterima di Fakultas Ekonomi Prodi Akutansi sudah mengenal bagaimana bekerjasama untuk menjalankan bisnis.
“Alasan ini yang menginspirasi Prodi Akutansi bekerjasama dengan PT Global Prima Utama untuk memberi pelatihan terhadap siswa SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pembelajaran ini sudah dilakukan terhadap SMA UII Rabu (7/6/2017) lalu,” kata Primanita.
Siswa, jelas Primanita, dilatih untuk menganalisa data, teknologi informasi, proses bisnis dan soft skills. Pembelajarannya secara khusus menggunakan ERP Sistem yang riil, sama persis dengan yang digunakan di perusahaan skala enterprise.
“Tujuannya untuk transfer pengetahuan dan pengembangan kompetensi generasi muda untuk data analytics, IT, bisnis proses dan support entreprenour dalam rangka menyiapkan generasi muda bekerja di digital entreprise,” katanya.
Menurut Primanita, Indonesia sedang menyongsong bonus demografi yang diperkirakan terjadi antara 2020 – 2030. Pada saat itu, terjadi fenomena berupa besarnya jumlah penduduk usia produktif, usia muda mengecil, dan lansia belum banyak. Jumlah usia angkatan kerja (15 – 64 tahun) mencapai sekitar 70 persen. Sedang 30 persen lainnya adalah penduduk yang tidak produktif (usia 14 tahun ke bawah dan di atas 65 tahun).
Pada masa itu, Indonesia diperkirakan akan kekurangan pasokan tenaga kerja profesional di level manajerial atau menengah ke atas. Padahal, jumlah tenaga kerja Indonesia melimpah. Karena itu, Indonesia Young Thinkers Program – ERPsim@SMA sebagai upaya membekali generasi muda agar siap kerja pada masanya.