YOGYAKARTA — Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) Bandung, Rabu (5/10/2016), melakukan studi banding ke Lembaga Pengembangan Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Unpar ingin belajar untuk mengelola jurnal ilmiah.
Rombongan UNPAR terdiri Kepala Jurusan Administrasi Publik, Administrasi Bisnis; Kepala Jurusan Hubungan Internasional; Kepala Pusat Studi Bisnis; serta Kepala Pusat Studi Hubungan Internasional.
Kepala Pusat Studi Hubungan Internasional UNPAR, Elisabeth Dewi, PhD mengatakan UMY telah memiliki jurnal terakreditasi yang jumlahnya cukup banyak. Sehingga pengelola jurnal di UNPAR ingin belajar lebih jauh bagaimana mengelola jurnal hingga mendapatkan pengakuan nasional bahkan internasional.
“Dalam kunjungan ke UMY ini kami memiliki mimpi untuk memiliki jurnal terakreditasi. Maka kami memutuskan untuk berkunjung ke UMY yang telah memiliki beberapa jurnal yang telah terakreditasi. Sehingga kami ingin belajar hingga proses akreditasi,” kata Elisabeth, dosen Fisipol Unpar di sela-sela kunjungan.
Sementara Kepala LP3M UMY, Hilman Latief, PhD mengatakan UMY saat ini telah memiliki empat jurnal yang telah terakreditasi. Di antaranya, Jurnal Fakultas Agama Islam yang disebut jurnal Afkaruna, Jurnal GDP dan Jurnal Hubungan Internasional dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, serta Jurnal Media Hukum.
“Adanya jurnal yang telah terakreditasi ini yang mendorong mereka berkonsultasi ke UMY. Khususnya, untuk mendapatkan informasi bagaimana mengelola jurnal dan berbagai aspek yang perlu diketahui terkait pengelolaan jurnal itu sendiri,” kata Hilman.
Selain itu, kata Hilman, dalam kunjungan tersebut juga dibahas beberapa aspek. Di antaranya, aspek kebijakan, teknis pengelolaan, serta bagaimana struktur kelembagaan.
Hilman mengaku meskipun UMY telah memiliki empat jurnal terakreditasi, namun ada beberapa hal yang belum diperhatikan dalam pengelolaannya. “UMY sendiri belum terlalu kuat dari segi investasi dalam pengelolaan jurnal. Investasi ini masih kurang diperhatikan, dan ini menjadi salah satu agenda kami dalam pengelolaan jurnal ke depan,” tambahnya.
Hilman mengharapkan ke depan akan semakin banyak jurnal yang terakreditasi. Sebab jika semakin banyak jurnal terakreditasi, maka akan semakin banyak ruang yang lebih luas. “Tentunya dapat bermanfaat bagi universitas-universitas lain yang mau belajar terkait tata kelola jurnal. Sehingga akan menjalin keakraban dan silaturahim,” harap Hilman.
Penulis : Heri Purwata