Prof Elisa Kusrini : SCM UMKM Dapat Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat IKN

Dari kiri ke kanan : Didin Dwi Novianto (moderator), Agus Mansur, H Fitriansyah, dan Prof Elisa Kusrini. (foto : istimewa)
Dari kiri ke kanan : Didin Dwi Novianto (moderator), Agus Mansur, H Fitriansyah, dan Prof Elisa Kusrini. (foto : istimewa)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Karena itu, Supply Chain Management (SCM) UMKM IKN perlu ditingkatkan kinerjanya agar dapat meningkatan kesejahteraan masyarakat IKN dan sekitarnya.

Hal itu diungkapkan Prof Dr Elisa Kusrini MT, CPIM, CSCP, SCOR-P, Ketua Program Studi Rekayasa Industri, Program Doktor, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) pada ‘Kuliah Umum dan Berbagi Pengalaman Terbaik’ pada akhir September 2024 lalu. Selain Prof Elisa Kusrini, Kuliah Umum ini menghadirkan dua nara sumber.

Bacaan Lainnya

Pertama, Dr Ir H Fitriansyah, ST, MM, Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah, Provinsi Kalimantan Timur. Kedua, Dr Ir Agus Mansur, ST, M Eng Sc, IPU, Wakil Dekan bidang Sumber Daya FTI UII yang juga Dosen Jurusan Teknik Industri FTI UII.

Lebih lanjut Elisa Kusrini menjelaskan saat ini, banyak perusahaan dan organisasi terkemuka telah mengadopsi kerangka Supply Chain Operations Reference Model atau Model SCOR. Bahkan penelitian tentang pengukuran kinerja menggunakan SCOR telah dilakukan di berbagai bidang. Di antaranya, perusahaan manufaktur, minyak dan gas, industri makanan minuman, industri tekstil, industri kulit dan industri batik, industri jasa, perhotelan dan pariwisata, dan lain-lain.

Penerapan model SCOR, kata Elisa, perusahaan menggunakan berbagai macam pendekatan. Di antaranya, menggabungkan SCOR dengan metode lain seperti Balanced Scorecard,Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS), Quality Function Deployment, Analytical Hierarchy Process (AHP) dan simulasi dengan SCOR.

Implementasi model SCOR tersebut, kata Elisa, belum ada standarisasi langkah detil bagaimana continous improvement dan keberlanjutan dari peningkatan kinerja dilakukan. Berdasarkan penelitian, penerapan model SCOR mengunakan model continous improvement SCOR Racetrack yang dicustomisasi dan disesuaikan dengan karakteriktik supply chain, khususnya di UKM masih terbatas.

Peningkatan kinerja rantai pasok UMKM memiliki peranan penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat IKN dan sekitarnya .”Model DMAIC-SCOR RACETRACK dapat digunakan untuk membantu dalam tata Kelola dan peningkatan kinerja rantai pasok UMKM. Kontribusi kita sangat dibutuhkan dalam peningkatan kinerja khususnya rantai UMKM di IKN dan di Indonesia,” kata Elisa.

Sedang Agus Mansur mengatakan IKN memiliki peluang dan tantangan sebagai pusat ekonomi baru, pusat inovasi dan teknologi, konektivitas regional serta pengembangan ekonomi hijau. SCM memiliki peran penting dalam memastikan bahwa barang dan jasa dapat didistribusikan secara efisien, tepat waktu, dan dengan biaya yang optimal.

“SCM meningkatkan kecepatan dan kualitas distribusi dengan mengurangi hambatan dalam rantai pasok. Selain itu, SCM dapat meminimalkan biaya logistik, dan memastikan ketersediaan produk di pasar. Sehingga SCM dapat mendukung kepuasan pelanggan dan kelancaran bisnis,” kata Agus Mansur.

Sementara Fitriansyah mengatakan perlunya Model SCM yang dapat mendukung SuperHub Ekonomi Nusantara. Pembangunan Pulau Kalimantan, menjadi salah satu hal penting dalam mendorong kolaborasi dan kerjasama antar daerah melalui pembanguan yang mendukung Superhub Ekonomi Nusantara

Peran Kalimantan sebagai ‘Superhub Ekonomi Nusantara’ memerlukan penguatan di berbagai sektor dengan memanfaatkan ruang dan kawasan yang telah direncanakan. Dalam jangka menengah dan panjang, rencana pembangunan daerah Kalimantan Timur difokuskan pada mendorong pengembangan potensi daerah tersebut sebagai bagian dari upaya transformasi dan akselerasi ekonomi serta menangkap peluang dari pembangunan IKN.

Kemudian, menyusun perencanaan dan melakukan pengembangan infrastruktur yang holistik dan berjangka panjang untuk memaksimalkan potensi multiplier. Selain itu, juga menyusun strategi sistem pendidikan yang siap menghadapi masa depan dan menjadi salah satu daerah pemasok talenta regional Kalimantan.

“Terakhir, menyiapkan strategi pendanaan pembangunan, baik yang bersumber dari APBN dan APBD, maupun pendanaan alternatif lainnya dalam mendukung Kalimantan sebagai Superhub Ekonomi Nusantara,” kata Fitriansyah. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *