YOGYAKARTA — Tim Program Studi Kimia, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Islam Indonesia (UII) meraih tiga gelar di The 6th World Invention Creativity Contest (WICC). Kontes kreativitas ini digelar di Seoul Trade Exhibition & Convention (SETEC) Hangnyoul, Gangnam, Seoul, Korea Selatan Jumat-Ahad (28 – 30/7/2017).
Ketiga gelar yang diraih tim FMIPA UII adalah Gold Medal dari WICC, Special Award dari World Invention Intellectual Property Associations (WIIPA), dan Special Honour of Invention dari Kanada. Kontes ini diikuti berbagai negara di dunia, di antaranya, Malaysia, Indonesia, Korea Selatan, Vietnam, USA, Taiwan, Iran, Cina, Philipina.
“Kami tidak menyangka jika akan mendapatkan medali emas, dan dua penghargaan lainnya. Sebab saat sampai di tempat penyerahan hadiah, kami terlambat karena perjalanan cukup jauh dari penginapan. Baru tahu kalau menjadi juara saat dihubungi panitia,” kata Muhammad Alfan Auliya, Amri Yahya dan Aulia Agustia Yuniar di Kampus FMIPA UII, Jumat (4/8/2017).
Dijelaskan Aulia Agustia, event ini digelar setiap tahun yang bertujuan sebagai ajang para investor mencari sejumlah penemu dan teknologi hasil penelitian yang bisa dikomersilkan. Penyelenggaranya, Korea University Invention Association (KUIA) berkerjasama dengan Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA), World Invention Intellectual Property Associations (WIIPA), MILSET International dan MILSET Asia, AIA, Asian Caucus of Invention Associations (ACIA), ACSIA, IRIS, dan TISIAS-Kanada yang merupakan anggota resmi International Federation of Inventors Association (IFIA).
Tim yang berada di bawah bimbingan Nurcahyo Iman Prakoso M,Sc, Dosen Prodi Kimia FMIPA UII mengangkat permasalahan kesehatan mental. Problema ini merupakan masalah yang tidak akan pernah habis.
Permasalahan yang paling sering terjadi saat ini khususnya di kota-kota besar yang padat dengan penduduk adalah kecemasan. Berawal dari rasa cemas yang berlebih seseorang akan mengalami depresi, stress, kehilangan motivasi bahkan tak jarang kita temukan sampai bunuh diri.
“Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, kami membuat sebuah solusi berupa produk lilin aromaterapi berbasis minyak atsiri. Produk yang di kemas dengan bentuk yang menarik dengan formulasi minyak atsiri sebagai bahan utama yang memberikan efek sedatif untuk mengatasi kecemasan,” kata Aulia.
Tim ini merupakan bagian dari Studentpreneur dari Center of Essential Oil Study (CEOS) Prodi Kimia FMIPA UII. Mereka mengangkat Lilin Aromaterapi yang masih dalam tahap pengembangan. Mereka mengharapkan adanya pengembangan dan mendapatkan dukungan untuk penelitian lanjutan dan proses pembuatan desain lebih kompleks. Sehingga Lilin Aromaterapi ini siap dipasarkan dan dapat dipakai semua kalangan baik anak-anak, mahasiswa, maupun orang lanjut usia di Indonesia dan dunia.