UII Gelar Ngaji Bareng Gus Baha dan Quraish Shihab

Gus Baha, Quraish Shihab, dan Rektor UII, Fathul Wahid. (foto : Humas UII)
Gus Baha, Quraish Shihab, dan Rektor UII, Fathul Wahid. (foto : Humas UII)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Ngaji Bareng KH Ahmad Baha’uddin Nursalim dan Prof Dr M Quraish Shihab, Lc, MA di Auditorium Prof KH Abdul Kahar Mudzakkir, Kampus Terpadu UII, Kamis (5/12/2024). Ribuan jamaah memadati Auditorium, Masjid Ulil Albab dan pelataran Gedung Auditorium untuk mengikuti pengajian dengan tema ‘Memahami Alquran dengan Meneladan Rasulullah.’

Rektor UII, Prof Fathul Wahid ST, MSc, PhD menjelaskan dalam pembukaan Ngaji Bareng dikumandangkan lagu Indonesia Raya dan Hymne UII. Hal ini merupakan wujud dari UII yang sejak lahir merawat nilai-nilai Keislaman dan Kebangsaan Indonesia.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut Fathul Wahid menjelaskan tema pengajian ‘Memahami Alquran dengan Meneladan Rasulullah.’ Kata Meneladan sengaja tanpa huruf i. Sebab kata ‘meneladani’ itu bukan berarti mencontoh, tetapi memberikan contoh. “Jadi maksud kata ‘Meneladan Rasulullah’ ini adalah kita mencontoh Rosullah SAW, bukan mencontohi Rosullah SAW,” kata Fathul.

Pengajian ini, tambah Fathul Wahid, dimaksudkan untuk meningkatkan kelas dari Muhibban menjadi Mustami’an, atau lebih tinggi menjadi Muta’allimaan. “Kelas terendah adah Muhibban yaitu pecinta ilmu dan simpatisan pengajian. Mustami’an adalah pendengar yang baik dalam pengajian. Sedang kelas tertinggi Muta’allimaan yaitu orang yang selalu menuntut ilmu karena Allah SWT,” kata Fathul.

Sedang Quraish Shihab menjelaskan untuk bisa mencontoh Nabi Muhammad SAW, harus memahami Alquran. Sebab sosok Rasullah SAW itu penjelmaan dari Alquran. Kalau Anda mau meneladan Rasullah SAW, maka pahami Alquran. “Ini dua hal yang tidak bisa dipisahkan,” kata Quraish Shihab.

Lebih lanjut Quraish Shihab mengatakan kalau merujuk Alquran, paling tidak ada tiga kata yang digunakan Alquran dalam kontek keteladanan yaitu Uswah, Qudwah dan, Istibaq. Uswah berarti teladan atau contoh. Dalam Alquran, Uswah digunakan untuk menunjuk kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang baik.

Sementara Gus Baha mengatakan untuk memahami Alquran seseorang harus memiliki ghiroh terlebih dahulu. “Ghiroh merupakan hal paling dasar untuk bisa memahami Alquran. Kalau tidak memiliki ghiroh tidak akan bisa memahaminya,” kata Gus Baha. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *