YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Ririn Anggraini, Mahasiswi Forensik Digital Magister Informatika (FD MI) Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) berhasil mengembangkan Teknik Analisa Keaslian Rekaman Video Closed Circuit Television (CCTV). Menggunakan Metode Localization Tampering, teknik analisanya dapat digunakan untuk mendukung investigasi CCTV Forensik.
“Ririn Anggraini, menjadi lulusan yang membanggakan Magister Informatika FTI UII,” kata Ir Irving Vitra Paputungan, SKom, MSc, PhD, Ketua Program Studi Informatika, Program Magister FTI UII Yogyakarta kepada wartawan secara virtual, Jumat (24/1/2025).
Lebih lanjut Irving Vitra Paputungan mengatakan pencapaian ini merupakan hasil dari kerja keras, dedikasi, dan ketekunan yang luar biasa. Semoga ilmu yang telah didapatkan selama studi ini tidak hanya memberikan manfaat bagi perkembangan diri Ririn, akan tetapi juga dapat diterapkan untuk kemajuan dunia kerja khususnya teknologi dan informasi.
“Semoga ke depannya mBak Ririn semakin sukses dan terus menginspirasi banyak orang dengan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki. Selamat sekali lagi, semoga perjalanan berikutnya penuh dengan kesuksesan!” harap Irving Vitra Paputungan.
Sedang Ririn Anggraini menjelaskan keaslian rekaman video Closed Circuit Television (CCTV) sering kali dipertanyakan, terutama ketika digunakan sebagai barang bukti dalam pengadilan. Manipulasi yang sering dilakukan seperti zooming, cropping, grayscale, delection, rotation dan add frame dapat mengancam integritas video. Hal ini membuat deteksi manipulasi menjadi krusial dalam memastikan validitas bukti.
Penelitian ini, kata Ririn, bertujuan mengembangkan metode Localization Tampering, yang dirancang untuk mendeteksi dan mengidentifikasi area manipulasi dalam rekaman video CCTV secara spesifik. Metode penelitian melibatkan beberapa langkah-langkah analisis seperti studi literatur, simulasi serangan pada video asli, analisis frame-by-frame, perhitungan histogram, dan deteksi lokasi manipulasi. Video CCTV asli digunakan sebagai objek eksperimen, kemudian dimanipulasi dengan teknik tertentu untuk mensimulasikan kondisi nyata.
Analisis, tambah Ririn, dilakukan dengan membandingkan setiap frame video asli dan manipulasi, memanfaatkan distribusi histogram untuk mengidentifikasi perbedaan intensitas piksel. Metode ini juga mampu mendeteksi lokasi manipulasi secara spasial (koordinat piksel) dan temporal (urutan frame). “Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Localization Tampering memiliki tingkat akurasi tinggi dalam mendeteksi manipulasi video,” kata Ririn.
Metode ini berhasil mengidentifikasi manipulasi dengan mengungkap perubahan signifikan pada metadata, nilai histogram, dan frame video. Pendekatan ini dapat membantu penyidik memastikan keaslian video, memperkuat nilai forensik barang bukti digital, dan meningkatkan integritas data dalam pengadilan.
Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan teknik analisis forensik digital yang andal, terutama dalam menghadapi tantangan manipulasi video di era teknologi yang semakin canggih. Metode ini juga relevan untuk pengembangan algoritma baru yang dapat diaplikasikan pada perangkat CCTV modern.
Menurut Ritin, berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Localization Tampering berhasil diterapkan untuk mendeteksi manipulasi pada rekaman video CCTV. Melalui analisis frame by frame, perhitungan histogram, dan grafik histogram, metode ini mampu mengidentifikasi bagian-bagian video yang telah dimanipulasi. Dalam penelitian ini dilakukan analisis pada dua video yang berbeda.
Pada video pertama, kata Ririn, ditemukan serangan berupa cropping, zooming, delection, grayscale, dan rotation yang terdeteksi pada frame 16 hingga frame 125 dan untuk video kedua ditemukan serangan berupa cropping, delection, grayscale, rotation, dan add frame yang terdeteksi pada frame 8 sampai dengan frame 148.
“Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan nilai dari hasil perhitungan algoritma K-means dan juga diperkuat dengan grafik histogram setiap frame, video asli dan video yang dimanipulasi memiliki grafik yang berbeda dan ini menunjukkan lokasi atau frame terjadinya tampering,” kata Ririn yang didampingi dosen pembimbingnya, Dr Yudi Prayudi. .
Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara video asli dan video yang dimanipulasi yang mengindikasikan keberhasilan metode ini dalam mendeteksi tampering. Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan ilmu forensik digital melalui penerapan metode Localization Tampering yang efektif dalam mendeteksi manipulasi rekaman video CCTV. Dengan identifikasi frame by frame yang dimanipulasi, rekonstruksi kejadian dapat lebih terfokus pada bagian video yang masih asli, sehingga meningkatkan akurasi analisis forensik.
Selain itu, kata Ririn, penelitian ini juga berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dan pihak berwenang mengenai pentingnya keaslian rekaman video, serta memberikan rekomendasi praktis untuk evaluasi keaslian video dalam konteks forensik, sehingga mendorong inovasi dan pengembangan alat bantu analisis yang lebih baik.
Sementara Yudi Prayudi, Dosen Magister Informatika yang juga Kepala Pusat Studi Forensika Digital (Pusfid) UII mengatakan hasil rekamanan CCTV yang menjadi barang bukti cukup banyak. Sehingga membutuhkan teknik untuk mendeteksi keaslian rekaman agar cepat terdeteksi. “Tesis ini mendapatkan pendanaan Kementerian Pendidikan Tinggi dengan tema magister. Sehigga temuan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat luas,” kata Yudi Prayudi. (*)