YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Pers mempunyai peran ikut menyukseskan delapan misi pemerintah yang disebut ‘Asta Cita’. Salah satu misi dari Asta Cita tersebut adalah mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan.
Ketua PWI DIY, Hudono SH mengatakan dalam peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2025, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) sengaja mengusung tema ‘Pers Mengawal Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Bangsa’. Tema ini diangkat untuk menegaskan peran pers dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
“PWI DIY juga ikut mendorong terwujudnya kemandirian bangsa itu melalui kolaborasi,” kata Hudono di sela sarasehan bertema ‘Kolaborasi Mewujudkan Visi Misi Asta Cita, Menuju Kemandirian Bangsa’ di Aula Kantor PWI DIY, Jalan Gambiran Yogyakarta, Selasa (25/2/2025).
Sarasehan ini merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka peringatan HPN 2025 di DIY, berkolaborasi dengan Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Istimewa Yogyakarta, diikuti ratusan peserta, terdiri insan pers dan berbagai elemen masyarakat se DIY. Sarasehan menghadirkan dua narasumber, yaitu Brigjen TNI Rachmad Pudji Susetyo (Kabinda DIY periode 2023-Februari 2025) dan Prof Dr Sudjito Atmoredjo SH MSi (Guru Besar pada Sekolah Pascasarjana UGM).
Menurut Hudono, peran pers ikut serta dalam mewujudkan Asta Cita menuju kemandirian bangsa, dapat dilakukan dengan cara menyosialisasikan program-program prioritas pemerintah kepada masyarakat luas. Selain itu, pers bisa memberi masukan kepada pemerintah agar visi misi Asta Cita tersebut bisa terwujud.
“Kolaborasi pers dengan pemerintah daerah dan pemangku kebijakan lain, akademisi sangat diperlukan, bagaimana memformulasikan gagasan yang kemudian diwujudkan dalam aksi nyata untuk mendukung program prioritas pemerintah yaitu mewujudkan ketahanan pangan (swasembada pangan),” katanya.
Brigjen TNI Rachmad Pudji Susetyo mengatakan ketahanan pangan nasional penting untuk diusahakan. Ia melihat DIY punya potensi mencapai swasembada pangan. Sehingga program-program yang telah berhasil di DIY bisa ditularkan ke daerah lain di Indonesia.
“Ini yang musti terus dibangkitkan, bagaimana membuat orang mau bertani, mendorong petani punya penghasilan yang cukup, mengerem konversi lahan pertanian menjadi permukiman, dan lainnya. Meskipun ini tidak mudah, tapi harus terus kita lakukan,” katanya.
Sedangkan Prof Sudjito mengingatkan bahwa bangsa Indonesia saat ini menghadapi beragam tantangan. Namun kondisi ini jangan kemudian membuat pesimis, melainkan harus ada solusi. Termasuk pers, harus menjadi bagian dari solusi. “Kemandirian bangsa itu akan tercapai jika para pemimpinnya amanah dan ada partisipasi aktif dari publik,” katanya. (*)