YOGYAKARTA — Institut Pertanian (Instiper) Yogyakarta menerima sebanyak 858 mahasiswa baru dari berbagai daerah di Indonesia. Senin (14/8/2017), dilakukan pembukaan Kuliah Mahasiswa Baru tahun ajaran 2017/2018 oleh Rektor Instiper, Dr Ir Purwadi MS di Graha Instiper.
Hadir dalam pembukaan kuliah mahasiswa baru Instiper Yogyakarta Direktur Jendral Perkebunan, Ir Bambang MM; Koordinator Kopertis Wilayah V Yogyakarta, Dr Bambang Supriyadi; Vice President Director PT Astra Agro Lestari Tbk, Ir Joko Supriyono; Wakil Bupati Bungo Provinsi Jambi, dan sejumlah mitra Instiper Yogyakarta.
Koordinator Kopertis V, Bambang Supriyadi mengatakan mahasiswa yang tertampung pada Instiper merupakan pemuda yang beruntung. Sebab masih banyak pemuda-pemudi yang seusia kuliah tetapi tidak dapat menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
Dijelaskan Bambang, di Indonesia anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) 6-12 tahun yang bisa sekolah sebanyak 95 persen. Jadi masih ada lima persen anak-anak usia SD yang tidak tertampung untuk mengeyam sekolah. Sedang usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) hanya 86 persen yang tertampung, Anak usia Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/K) tertampung sebesar 76 persen. Usia perguruan tinggi semakin sedikit yaitu sebesar 30 persen.
“Anda termasuk 30 persen dari usia penduduk Indonesia yang seharusnya menempuh pendidikan tinggi. Anda termasuk orang yang beruntung. Karena itu, Anda harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan tekun belajar menyelesaikan kuliah empat tahun bagi Strata Satu,” kata Bambang.
Lebih lanjut Bambang mengingatkan untuk menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi banyak godaan, salah satunya Narkoba. Instiper merupakan salah satu kampus dari 29 perguruan tinggi yang berada di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kata Bambang, berdasarkan invormasi dari Ketua BNN (Badan Narkotika Nasional,red), Kecamatan Depok merupakan pengguna terbanyak Narkotika. Karena itu, ia mengharapkan agar para mahasiswa baru bisa menjaga diri agar jangan sampai terjebak dalam penggunaan Narkoba.
“Apa gunanya Anda ke Yogyakarta kalau di sini sampai terjebak Narkoba. Maka kalian harus hati-hati dalam bergaul dan memilih teman. Kepada Instiper kami mengharapkan agar mahasiswa baru diberi tugas yang mendidik agar mahasiswa tidak lengah pada pergaulan yang mengarah pada penggunaan Narkoba,” kata Bambang.
Sementara Rektor Instiper, Purwadi mengatakan mahasiswa Instiper tahun ajaran 2017/2018 sebagian besar berasal dari 28 provinsi di Indonesia. Mereka berasal dari Sumatera Utara 29 persen, Riau 20 persen, Kalimantan Tengah 7 persen, Jawa Tengah 6 persen, Jambi 5 persen, dan sisanya 23 provinsi lain.
Mereka, lanjut Purwadi, diterima pada Fakultas Pertanian sebanyak 604 mahasiswa (70 persen), Program Studi Agroteknologi sebanyak 424 mahasiswa dan Agri bisnis 180 mahasiswa. Fakultas Teknologi Pertanian menerima 148 mahasiswa (17 persen), dengan Prodi Teknologi Hasil Pertanian sebanyak 97 mahasiswa dan Prodi Teknik Pertanian sebanyak 51 mahasiswa. Fakultas Kehutanan dengan Prodi Kehutanan menerima 106 mahasiswa (13 persen).
Mahasiswa penerima beasiswa sebanyak 134 orang (15,6 persen). Mereka terdiri dari 10 mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi, 124 mahasiswa penerima beasiswa ikatan dinas dari perusahaan dan pemerintah daerah.
“Pada tahun ini sebagian besar mahasiswa (59 persen) masuk dalam minat berbasis kepala sawit. Berdasarkan gender, sebanyak 82 persen mahasiswa laki-laki dan 18 persen mahasiswi. Kalau dulu, mahasiswi itu bisa dihitung dengan jari, sekarang sudah banyak dan cantik-cantik,” kata Purwadi.