BANTUL — Sebanyak 81 mahasiswa Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Alma Ata (Fikes UAA) Yogyakarta mengucap janji pra ners. Mereka adalah mahasiswa alih jenjang yang berasal dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Kulonprogo, RSUD Kabupaten Purworejo dan Rumah Sakit Umum Pendidikan (RSUP) Soeradji Tirtonegoro, Jawa Tengah.
Dijelaskan Dekan Fikes UAA, Dr Sri Werdati, mahasiswa akan mengikuti pendidikan profesi ners di tiga rumah sakit selama 41 minggu. Selama menempuh pendidikan profesi ners, mahasiswa akan belajar tentang keperawatan anak, maternitas, gawat darurat, manajemen keperawatan, medical bedah, keperawatan jiwa, keperawatan keluarga, dan keperawatan komunitas.
Pendidikan profesi, kata Werdati, akan memperkuat penguasaan ilmu pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa. Sebab selumnya, mahasiswa ini merupakan ahli madya keperawatan yang mengikuti pendidikan Strata Satu (S1) untuk menjadi perawat profesional generalis. “Perawat harus menjalankan tugas dengan baik dan benar. Baik menurut etika, dan benar berdasarkan peraturan,” kata Werdati di Kampus UAA Yogyakarta, Senin (28/8/2017).
Sedang Rektor UAA, Prof Dr H Hamam Hadi MS ScD SpGK mengharapkan mahasiswa agar sungguh-sungguh saat belajar di rumah sakit. Sehingga bimbingan dari para dokter dan senior di rumah sakit bisa menambah pengalaman, pengetahuan dan ketrampilan.
“Saya harapkan para dosen, lebih-lebih pimpinan rumah sakit mohon mahasiswa ini dibimbing dengan baik, dikawal dengan baik. Saya yakin mereka sudah dewasa muda, sudah mengerti apa yang harus dilakukan sehingga tinggal mengarahkan dengan benar agar keterampilan yang baik,” kata Hamam.
Sementara Nuryanto, salah satu mahasiswa yang berasal dari RSUD Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah mengungkapkan sangat bersyukur memperoleh kesempatan mengikuti pendidikan alih jenjang di Universitas Alma Ata (UAA). Ia bersama 30 mahasiswa lain yang juga dari RSUD Purworejo mengaku merasa nyaman belajar di UAA. “Fasilitasnya sangat memadahi dan dosennya juga kompeten di bidangnya,” kata Nuryanto. (end)