Farah Abdel-Aziz tampak sangat enjoy belajar di Universitas Islam Indonesia (UII). Mahasiswi Wolverhampton University Inggris ini belajar tentang Nano Teknologi di Laboratorium Program Studi Farmasi Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UII selama empat minggu.
“Saya tertarik mempelajari Nano Teknologi karena saya ingin bekerja di industri farmasi dan saya ingin membuat formula obat baru. Paling tidak nanti saya bisa berkontribusi pada pembuatan obat yang bisa digunakan untuk menyehatkan masyarakat,” kata Farah Abdel-Aziz saat ditemui di laboratorium Prodi Farmasi FMIPA UII, Jumat (22/9/2017).
Farah mengungkapkan dirinya telah melakukan riset obat di perguruan tingginya setahun yang lalu. Namun atas saran dosen pembimbingnya, Sarah diminta untuk belajar Nano Teknologi di Universitas Islam Indonesia (UII). Nano Teknologi ini diharapkan bisa mendukung hasil riset yang telah dilakukan. Sebab di universitasnya, fasilitas untuk belajar Nano Teknologi belum ada.
Farah yang keturunan Mesir dan Muslimah ini sangat senang selama belajar di UII. Menurutnya, dosennya sangat membantu, mahasiswanya sangat ramah, juga masyarakat yang ditemui selama belajar di UII sangat ramah. “UII is my second home, my new family (UII seperti rumah kedua dan keluarga baru saya),” kata Farah.
Sementara Bambang Hernawan MSc, peneliti Nano Teknologi Prodi Farmasi FMIPA UII menjelaskan akhir tahun 2016, Prodi Farmasi mendapat kunjungan dosen Wolverhampton University Inggris sebagai visiting professor. Dua dosen Wolverhampton University tersebut adalah Prof Patrick Ball dan Dr Hana Morrissey.
Dosen Wolverhampton University, kata Bambang, tertarik setelah melihat fasilitas yang dimiliki Prodi Farmasi. Sehingga keduanya memiliki ide untuk mengirimkan mahasiswanya ke Prodi FarmasiUII untuk belajar Nano Teknologi.
“Ide itu baru terealisasi pertengahan tahun 2017 ini. Mereka mengirimkan seorang mahasiswi yaitu Farah Abdel-Aziz untuk belajar Nano Teknologi. Selama empat pekan mahasiswi ini kita dampingi dan dibantu untuk mengembangkan Nano Teknologi. Jika pengiriman Farah Abdel – Aziz ini dinilai baik, Wolverhampton University akan mengirim mahasiswa lebih banyak lagi,” kata Bambang.
Output dari kerjasama ini, ujar Bambang, bisa menguntungkan kedua belah pihak. Salah satunya, publikasi bersama Wolverhampton University dan Farmasi UII. Publikasi akan dilakukan pada jurnal-jurnal internasional yang terkait dengan Nano Teknologi. “Ini merupakan kolaborasi yang menguntungkan, karena kami juga terbantu dari segi bahasa dan segi konten,” kata Bambang.
Selain itu, Prodi Farmasi juga ingin belajar tentang konsep pembelajaran di Wolverhampton University. Di universitas tersebut telah menerapkan berbagai model pembelajaran. Di antaranya, team desk learning, workshop dan continous professional development (CPD).
“Metode ini juga membantu proses pembelajaran di Prodi Farmasi. Sebab selama ini kita baru menerapkan satu metode yaitu problem base learning. Padahal dari banyak metode yang bisa dikembangkan,” ujar Bambang.
Prodi Farmasi, jelas Bambang, telah cukup lama mengembangkan Nano Teknologi. Di bidang farmasi, Nano Teknologi ini sangat membantu dalam segi terapi. “Ketika kita mengembangkan bahan obat menggunakan Nano Teknologi akan membuat obat mudah terserap tubuh, dan menghasilkan pengobatan lebih baik. Bahkan bisa menurunkan dosis karena seluruh obat bisa terserap tubuh,” papar Bambang. (end)