AIKEN Psytech dan Mata Hati Bersinergi Tingkatkan Kesehatan Mental Remaja

Dr Ir Agus Mansur, ST, M Eng Sc, IPU, Wakil Dekan FTI UII menyerahkan buku AIKEN kepada Bupati Sleman, Dra Hj Kustini Sri Purnomo, didampingi Ir Ali Parkhan, MT (paling kiri), Azzah Afifah Arsa, dan Revansha Zulfikar Alfaz. (foto : istimewa)
Dr Ir Agus Mansur, ST, M Eng Sc, IPU, Wakil Dekan FTI UII menyerahkan buku AIKEN kepada Bupati Sleman, Dra Hj Kustini Sri Purnomo, didampingi Ir Ali Parkhan, MT (paling kiri), Azzah Afifah Arsa, dan Revansha Zulfikar Alfaz. (foto : istimewa)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NETAIKEN Psytech dan Mata Hati berkolaborasi untuk meningkatkan keshatan mental remaja. AIKEN Psytech merupakan sebuah inovasi berbasis kecerdasan buatan yang dikembangkan mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) untuk meningkatkan kesehatan mental di Indonesia. Sedangkan Mata Hati adalah program kesehatan mental yang diinisiasi Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Muhammad Faisal, Ketua Tim PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) Kewirausahaan UII mengatakan kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan mental di Kabupaten Sleman melalui pengembangan fitur konseling dalam aplikasi AIKEN AI Apps. “Kolaborasi ini menjadi bagian dari solusi konkret dalam menghadapi peningkatan kebutuhan akan layanan kesehatan mental di kalangan remaja, khususnya di Kabupaten Sleman,” kata Muhammad Faisal di Yogyakarta, Rabu (11/9/2024).

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut Muhammad Faisal mengatakan kolaborasi antara AIKEN Psytech dan Mata Hati Sleman menjadi salah satu langkah konkret untuk mengoptimalkan fitur konseling digital pada aplikasi AIKEN. Layanan konseling ini didukung tenaga ahli kesehatan mental dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. ” Sehingga pelayanannya menjadi lebih mudah diakses dan relevan bagi remaja di wilayah Sleman,” tambah Faisal.

Menurut Muhammad Faisal, kolaborasi antara AIKEN Psytech dan Mata Hati Sleman merupakan langkah awal dalam perjalanan panjang menuju terciptanya layanan kesehatan mental yang inklusif, mudah diakses, dan terjangkau bagi remaja di seluruh Indonesia. “Dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan ahli kesehatan mental, AIKEN berpotensi menjadi model untuk layanan kesehatan mental digital yang dapat diimplementasikan di wilayah lain di Indonesia dan bahkan di kancah internasional,” kata Faisal.

Melalui kolaborasi AIKEN Psytech dan Mata Hati Sleman ini, diharapkan memberikan pengaruh positif kepada generasi muda di Sleman. Selain itu, juga bisa menciptakan kesadaran yang lebih luas mengenai pentingnya kesehatan mental dalam mendukung perkembangan pribadi dan sosial para remaja.

AIKEN merupakan inovasi Tim PKM Kewirausahaan UII dari kolaborasi mahasiswa lintas fakultas dan jurusan. Mereka adalah Muhammad Faisal (angkatan 2020) dan M Avav Sabilal Mujtaba (angkatan 2021) Program Studi (Prodi) Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII.

Kemudian, Revansha Zulfikar Alfaz, Jurusan Informatika FTI UII, angkatan 2020; Azzah Afifah Arsa, Prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII, angkatan 2020; dan Akmal Ahmad Husaini, Prodi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) UII, angkatan 2021. Mereka mendapat pendampingan Ir Ali Parkhan, MT, dosen Jurusan Teknik Industri, FTI UII.

Inovasi AIKEN, kata Faisal, mendapatkan pendanaaan hibah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendibudristek) tahun 2024. AIKEN menjadi salah satu delegasi UII yang bertanding di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-37 di Universitas Airlangga, Surabaya.

AIKEN, jelas Faisal, mengombinasikan kecerdasan buatan dengan terapi ekspresif melalui jurnal, menawarkan pendekatan yang inovatif dan terintegrasi. “AIKEN adalah produk inovasi pertama di Indonesia yang memadukan psikologi klinis dengan teknologi AI. Dengan fitur seperti jurnal harian, konseling pakar, dan komunitas Daring, aplikasi ini memberikan pengalaman yang interaktif dan sesuai dengan kebutuhan kesehatan mental remaja masa kini,” ujar Faisal.

Untuk menyempurnakan temuannya, Faisal telah merencanakan pengembangan AIKEN ke depan. Salah satu fokus pengembangan yaitu menambah fitur-fitur edukatif serta memperluas kerja sama dengan lembaga pendidikan dan konseling, khususnya di sekolah-sekolah. Tim juga merancang strategi pemasaran berbasis digital, termasuk kolaborasi dengan Key Opinion Leader (KOL) dan pendekatan B2B untuk memperluas cakupan pengguna AIKEN di kalangan remaja.

Selain itu, kata Faisal, AIKEN juga akan menjangkau pasar internasional. Salah satu usahanya, AIKEN telah mengembangkan versi Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Sehingga AIKEN diharapkan dapat menjadi solusi kesehatan mental di negara-negara lain yang memiliki tantangan serupa terkait kesehatan mental remaja. “Kami yakin bahwa AIKEN memiliki potensi besar untuk menjadi solusi global dalam masalah kesehatan mental,” tandas Faisal.

Menurut M Novvaliant Filsuf Tasaufi, SPsi, MPsi., Psikolog, seorang dosen dan praktisi UII, AIKEN telah mengintegrasikan antara pendekatan psikologis dan teknologi AI. Sehingga AIKEN bisa memberikan solusi yang valid secara ilmiah dan relevan untuk mengatasi masalah kesehatan mental di kalangan remaja. “Pendekatan ini juga telah menunjukkan hasil yang positif di kalangan pengguna awal. Lebih dari 80 remaja dari berbagai daerah yang telah merasakan manfaat dari penggunaan AIKEN,” kata Novvaliant.

Sedang Nana, salah satu pengguna mengatakan kehadiran AIKEN dapat membantu permasalahan yang dihadapinya. “AIKEN membantu saya mengekspresikan emosi, baik ketika saya merasa marah maupun bahagia. Aplikasi ini benar-benar memahami perasaan saya,” kata Nana.

Sementara Bupati Sleman, Dra Hj Kustini Sri Purnomo mengatakan kesehatan mental remaja sangat berpengaruh terhadap perkembangan masa depan. Karena itu, kesehatan mental remaja perlu dijaga agar bisa menjadi pemimpin masa depan dengan baik.

“AIKEN produk yang inovatif dan solutif yang bisa menjaga kesehatan mental remaja. Sehingga perlu dilakukan diskusi lebih lanjut bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman untuk kolaborasi ini, mengingat di Sleman cukup tinggi tingkat gangguan kesehatan mental pada remaja,” kata Kustini. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *