YOGYAKARTA — Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) yang berada di bawah Yayasan Kader Perkebunan Yogyakarta (YKPY) resmi beroperasi. Menyusul turunnya izin pendirian Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta dari Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti).
SK izin pendirian Nomor 445/KPT/I/2017 tertanggal 21 Agustus 2017 dari Kemenristekdikti, Senin (2/10/2017), diserahkan Koordinator Kopertis Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bambang Supriyadi kepada Ketua YKPY, Sri Hartadi di Yogyakarta. Selanjutnya, SK tersebut diserahkan kepada Sri Gunawan, Direktur Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta.
Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta merupakan akademi komunitas satu-satunya yang ada di Yogyakarta. Akademi ini merupakan pendidikan program diploma satu (D1) dengan dua Program Studi Pembibitan Kelapa Sawit dan Perawatan Kelapa Sawit. Kampus akademi ini menempati bangunan Instiper lama, Jalan Petung 2, Papringan, Sleman, DIY.
Menurut Sri Gunawan, mahasiswa Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta dipersiapkan untuk tenaga mandor perkebunan kelapa sawit. Mereka diberi pelajaran teori di kelas, selanjutnya mereka melakukan praktikum, praktikum kompetensi, praktek kerja lapangan (PKL) dan magang di industri. “Jadi mahasiswa tidak hanya mendapat teori saja, tetapi juga praktek di lapangan. Itulah keunggulan dari Instiper selama ini. Sehingga ketika lulus, siap kerja,” kata Gunawan.
Lebih lanjut Sri Gunawan menjelaskan pendirian Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta dimulai dari pelatihan terhadap kader perkebunan tahun 2011. Mereka dikirim ke Instiper Yogyakarta oleh perusahaan-perusahaan kelapa sawit.
“Pertama kali pelatihan dilakukan kader perkebunan dari PT Swakarsa Sinar Sentosa dengan nama Diploma Mild (setara Diploma Satu), sebagai calon operator kebun kelapa sawit. Mereka dilatih selama sembilan bulan. Pelatihan ini dilaksanakan tujuh tahun berturut-turut. Selain itu, ada pelatihan d ari Astra Agro Lestari, calon mandor kebun, sebanyak tujuh kali,” kata Gunawan.
Pelatihan ini setingkat dengan Diploma Satu versi Instiper Yogyakarta. Setelah mengikuti pelatihan, mereka mendapatkan sertifikat. Perusahaan tidak mempermasalahkan tenaga yang hanya mendapatkan sertifikat. Sebab perusahaan lebih mengutamakan kompetensi dan keahliannya.
Tahun 2016, Instiper Yogyakarta mendapatkan beasiswa dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) di bawah Kementerian Keuangan RI sebanyak 200 mahasiswa. Mereka adalah calon mandor kelapa sawit yang nantinya bekerja di perkebunan-perkebunan rakyat di seluruh Indonesia.
Tahun 2017, Instiper Yogyakarta jua mendapat beasiswa dari BPDPKS sebanyak 200 mahasiswa. Mereka berasal dari 18 provinsi di Indonesia. Di antaranya, Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua. “Tahun ini juga ada beasiswa dari perusahaan dari Astra Agro Lestari dan PT Karyama. Jumlah mahasiswa kira-kira 200 hingga 260. Juga ada mahasiswa yang mendapat beasiswa dari Kabupaten Bungo, Jambi,” katanya.