YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Maulid Nabi Muhammad SAW yang selama ini diyakini jatuh pada hari Senin, 12 Rabbiul Awwal, ternyata tidak benar. Tetapi hasil penelitian Dr Anisah Budiwati MSi, Maulid Nabi Muhammad SAW pada tanggal 14 Rabbiul Awwal.
Hal itu diungkapkan Anisah Budiwati, dosen Pascasarjana Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia (PPs FIAI UII) pada Bedah Desertasi di Kampus Demangan Yogyakarta, Selasa (10/9/2019). Acara ini membedah desertasi karya Anisah Budiwati yang berjudul ‘Formulasi Kalender Hijriah Dalam Pendekatan Historis-Astronomis’. Desertasi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji 30 Juli 2019 lalu.
Bedah desertasi ini menghadirkan dua pembedah, Prof Dr Susiknan Azhari, MA, Guru Besar Ilmu Astronomi dan Hukum Islam, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Dr Taufiqurrahman Kurniawan, MA, alumni Program Doktor Hukum Islam (DHI) FIAI UII yang kini menjadi dosen di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus. Sedang moderator M Roem Syibly, SAg, MSi, seorang kandidat doktor dari PPs FIAI UII.
Lebih lanjut Anisah mengatakan selain Maulid Nabi, juga ada Hari Besar Islam lain yang salah menurut hasil penelitiannya. Yaitu, Nuzulul Quran, Isra’ Mi’raj, Hijrah Nabi Muhammad SAW, Awal Muharram, Perintah Puasa Ramadhan, Haji Wada’, dan Wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Menurut Prof Susiknan Azhari, selama ini kajian tentang Kalender Islam didominasi persoalan kriteria dan kajian pemikiran tokoh. Memahami kalender secara orisinal, dalam pengertian menurut asal-usulnya merupakan sesuatu yang sangat diperlukan.
“Kalender Islam tidak bisa dipisahkan dengan ‘ketegangan’ agama dan sain. Kalender Islam digunakan untuk kepentingan keagamaan terkait dengan nas, baik Alquran dan As-Sunnah. Sedang aspek sains, diperlukan dalam memformulasikan kalender Islam berdasarkan fakta empirik. Di sini arti penting kehadiran desertasi ini,” kata Susiknan.
Sementara Ketua Program Studi Doktor Hukum Islam FIAI UII, Dr Yusdani, mengatakan desertasi Anisah Budiwati ini menarik dari kajian astronomi Islam di Indonesia. Hasil penelitian ini perlu kita sosialisasikan kepada masyarakat. “Apakah masyarakat akan menerima, itu masalah lain,” kata Yusdani.
Bedah desertasi, kata Yusdani, baru pertama kali dilakukan PPs FIAI UII. Ke depan, pihaknya telah mengagendakan bedah desertasi dan tesis secara rutin. Sehingga hasil penelitian yang merupakan karya membanggakan ini bisa dinikmati masyarakat luas.