YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Sebanyak 51 perguruan tinggi swasta (PTS) yang tergabung dalam Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) wilayah V menggunakan jogjaversitas.id untuk menjaring mahasiswa baru. Situs jogjaversitas.id merupakan sarana untuk memudahkan calon mahasiswa yang ingin kuliah di Yogyakarta untuk mendaftarkan diri.
“Ini kemudahan bagi calon mahasiswa yang ingin kuliah di Yogyakarta. Mereka mendaftarkan melalui jogjaversitas.id dan dapat langsung memilih tiga program studi di tiga perguruan tinggi yang tergabung dalam jogjaversitas.id,” kata Prof Fathul Wahid ST, MSc. PhD, Ketua Aptisi V kepada wartawan di Yogyakarta, Sabtu (25/7/2020).
Fathul Wahid menjelaskan kerjasama ini muncul setelah ada pandemi Coronavirus 2019 (Covid-19). Akibat pandemi jumlah mahasiswa pendatang yang berada di Yogyakarta berkuraang 77 persen dari total mahasiswa 357.544 orang. Sedangkan kehilangan potensi perputaran uang sebesar Ro 833,9 miliar atau Rp 27,8 miliar sehari.
Aptisi merespon kondisi ini dengan melibatkan PTS di wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). “Kami mengusung slogan bersama ‘Ayo kuliah di Jogja’ agar jumlah mahasiswa tetap banyak,” kata Fathul.
Semua calon mahasiswa yang mendaftarkan melalui jogjaversitas.id, kata Fathul, akan diseleksi berdasarkan nilai raport selama di SMA. Seluruhnya diterima dan mereka akan diarahkan ke program studi (Prodi) dan perguruan tinggi yang tergabung dalam jogjaversitas.id.
Penerimaan mahasiswa baru melalui situs jogjaversitas.id ini cukup bervariasi tergantung pada perguruan tinggi masing-masing. Ada yang tutup awal Agustus 2020 hingga Oktober 2020. “Untuk proses penerimaan mahasiswa kita serahkan kepada masing-masing perguruan tinggi,” katanya.
Menurut Fathul Wahid selaku Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) penerimaan mahasiswa baru melalui jogjaversitas.id cukup efektif. Sebab calon mahasiswa, khususnya yang berada di luar DIY tidak harus keluar rumah bisa mendaftarkan diri ke berbagai perguruan tinggi.
“Saat ini ada beberapa Prodi di UII yang sudah mencapai 130 persen kuota mahasiswa terpenuhi. Namun ada juga yang belum 100 persen,” kata Fathul Wahid.
Sementara Prof Dr Didi Achjari SE, MCom Akt, Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V DIY mengatakan sangat mendukung upaya Aptisi DIY dalam penerimaan mahasiswa baru, Bahkan upaya Aptisi DIY ini merupakan yang pertama di Indonesia. “Kalau berhasil akan menjadi percontohan bagi LLDikti di wilayah lain,” kata Didi.
Sedang untuk perkuliahan ke depan, kata Didi, mahasiswa masih tetap diwajibkan melalui dalam jaringan (Daring). Bahkan Orientasi Pengenalan Kampus (Ospek) akan dilaksanakan secara Daring. “Kecuali kuliah laboratorium dan workshop wajib dilaksanakan denan tatap muka,” katanya.