YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Mar’atul Hofizah (18), putri buruh perkebunan kelapa berhasil mendapatkan beasiswa Uang Kuliah Tunggal (UKT) 100 persen alias dibebaskan dari biaya studi hingga lulus. Mar’atul Hofizah diterima sebagai mahasiswa baru di Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) Yogyakarta.
Atul, sapaan akrabnya, diterima melalui jalur seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Lulusan SMAN 1 Selong ini merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Hairudin (52) dan Nihayah (45) asal Gubuk Timuk, Desa Korleko, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Sang ayah bekerja sebagai buruh di perkebunan kelapa, dan sang ibu adalah ibu rumah tangga.
“Saat membuka pengumuman, alhamdullilah diterima. Saya pun menangis sejadinya karena pilihan saya hanya di Prodi Akuntansi UGM. Saya sempat takut tidak diterima,” kata Atul.
Atul menceritakan momen mendebarkan saat-saat menunggu pengumuman penerimaan mahasiswa baru UGM jalur seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Pada hari Selasa 26 Maret 2024, sejak pagi, Atul mengaku merasa begitu gelisah.
Ia memikirkan antara diterima dan tidak. Ia pun mengurung diri di kamar dan sesekali menitikan air mata. Ia begitu takut luar biasa akan bayangan seandainya tidak diterima kuliah di UGM.
Namun hatinya menjadi gembira saat membaca pengumuman, dirinya diterima pada Prodi pilihan di UGM. “Saya pun segera berlari keluar kamar memberi tahu orang tua,” kata Atul.
Atul mengaku sudah sejak lama berkeinginan kuliah di UGM. Bahkan keinginan itu telah terbentuk sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Meski berasal dari keluarga dengan kondisi perekonomian pas-pasan, ia bermimpi suatu ketika berharap bisa kuliah di UGM salah satu kampus terbaik di Indonesia.
Meski hidup dalam serba keterbatasan ekonomi tak menciutkan keinginan Atul. Menjalani hidup dalam kondisi serba apa adanya menjadikannya kuat dan bersemangat di dalam belajar. Dirinya begitu meyakini pendidikan sebagai jalan untuk bisa merubah nasib keluarga menjadi lebih baik. “Jadi keinginan kuliah di UGM itu sudah ada sejak SD. Tidak tahu kenapa ko pingin sekali,” kata Atul.
Atul merasa bersyukur dan beruntung memiliki kedua orang tua yang sangat tahu keinginan hati kecilnya. Hairudin dan Nihayah sebagai orang tuanya pun sudah sejak lama membaca keinginan itu.
Meski tidak banyak yang bisa mereka lakukan, namun kedua orang tua Atul senantiasa mendukung harapan anaknya. Melalui doa dan sebisanya dilakukan kedua orang tuanya Atul merasakan betul dukungan yang diberikan.
Atul merupakan satu dari ribuan sosok anak bangsa yang lahir dari keluarga kurang mampu. Kuatnya keinginan gadis ini berhasil membuktikan kemiskinan bukan menjadi kendala untuk meraih mimpi kuliah di perguruan tinggi negeri.
FEB sebagai bagian dari UGM berkomitmen kuat untuk meningkatkan inklusivitas dengan memberikan akses pendidikan yang merata bagi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat dengan kerentanan ekonomi, sosial, maupun geografis. Upaya tersebut sejalan dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Permendikbud Ristek No. 48 Tahun 2022 tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Diploma dan Program Sarjana PTN yang mewajibkan PTN menerima minimal 20 persen kuota dari mahasiswa yang diisi mahasiswa kurang mampu secara ekonomi dan dari daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T).
Setiap tahunnya FEB UGM menerima tidak kurang dari 540 mahasiswa pada program sarjana. Pada tahun 2023, tercatat ada sebanyak 60 persen mahasiswa FEB UGM yang memperoleh berbagai beasiswa, termasuk beasiswa Uang Kuliah Tunggal (UKT) Pendidikan Unggul bersubsidi 100 persen.
FEB UGM memberikan beasiswa bagi mahasiswa baru yang berasal dari keluarga kurang mampu sebagai wujud komitmen UGM sebagai kampus kerakyatan. Pendidikan berkualitas unggul dan terjangkau bagi mahasiswa merupakan komitmen FEB UGM untuk mewujudkan pendidikan yang berkeadilan, merata, dan inklusif. (*)