KULONPROGO, JOGPAPER.NET — Pasangan Bowo/Nanang keluar sebagai juara turnamen tenis Pandoyono Cup Minggir Tennis Club (MTC) di lapangan Kalisoko, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu -Ahad (27-28/8/2022). Juara kedua pasangan Cahyo/Joko, juara ketiga ganda Setyo/Wahyu, Juara Harapan I Hari Purnama/Ardian, dan juara Harapan II Bakri/Edi.
Juara pertama mendapat hadiah tropi dan uang pembinaan sebesar Rp 6 juta. Kemudian Juara Kedua mendapat uang pembinaan sebesar Rp 5 juta, Juara Ketiga sebesar Rp 4 juta. Sedang Juara Harapan I mendapat uang Rp 3 juta dan Juara Harapan II mendapat uang Rp 2 juta.
“Selain hadiah, semua peserta mendapat uang masing-masing Rp 300 ribu. Uang ini dimaksudkan agar seluruh pemain memiliki semangat untuk berkompetisi dan badan tambah sehat,” kata Promotor Pandoyono Cup, Hari Purnama di sela-sela pertandingan, Ahad (28/8/2022).
Dijelaskan Hari Purnama, turnamen ini diikuti sembilan pasang atau 18 orang yang sering bermain di lapangan tenis Sendangsari, Minggir, Sleman. Sistem pertandingan menggunakan satu kompetisi, sehingga setiap pasang bermain delapan kali dalam dua hari. “Sebetulnya, kita memiliki 20 pemain, tetapi yang dua sedang cedera sehingga tidak bisa ikut,” kata Hari.
Untuk pelaksanaan turnamen Pandoyono Cup MTC 2022, Hari Purnama menggandeng pemilik lapangan tenis Kalisoko, Sujaka. Sedang panitia turnamen dan wasit dipercayakan kepada Joni Yudoyono dan kawan-kawan.
Hari menambahkan, puncak turnamen Pandoyono Cup yang berhadiah total Rp 20 juta ini digelar setahun sekali. Sedang event rutin yang hadiahnya antara Rp 5-10 juta setahun dua kali. “Jadi total setiap tahun Pandoyono Cup digelar tiga kali,” tambah Hari.
Waktu dua turnamen, lanjut Hari, biasanya janjian melalui Whatsapp (WA) kapan bisa kumpul. Pesertanya, mereka yang sering bermain di lapangan tenis Minggir. Mereka berasal dari Minggir, Moyudan, Surabaya, Semarang, Bekasi, Kulonprogo, dan lain-lain.
“Kita tidak ada persiapan panjang. Kalau sudah sepakat terus kita undi. Karena lapangan di Minggir itu hanya satu ban, sehingga sistem pertandingan menggunakan sistem gugur. Kalau yang puncak ini menggunakan sistem satu kompetisi,” katanya.
Hari Purnama menjelaskan Pandoyono Cup ini dimaksudkan untuk mengenang almarhum ayahnya, Pandoyono. Tahun 1978-an, Pandoyono yang menjabat Carik atau Sekretaris Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meritis membuat lapangan tenis di Minggir.
“Turnamen ini sebetulnya karena kecintaan keluarga kami terhadap olahraga tenis. Almarhum bapak saya, Pandoyono yang merintis lapangan tenis di Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sekitar tahun 1978-an,” terang Hari.
Hari Purnama merasa prihatin dengan kondisi saat ini di Kapanewon Minggir, tidak ada bibit-bibit dan tidak ada generasi penerus yang menyukai olahraga tenis. “Kalau didiamkan terus, lama-lama akan mati. Padahal tenis itu olahraga yang bisa menyehatkan masyarakat, mempererat persahabatan, meramaikan suasana,” jelasnya.
Karena itu, Hari Purnama mempromotori membuat turnamen tahunan dengan nama Pandoyono Cup MTC (Minggir Tennis Club). “Saya tidak menghilangkan MTC untuk mengenang jika di Minggir ada turnamen tenis rutin setiap tahun yang bisa diikuti masyarakat daerah sekitar Minggir untuk melestarikan dan memajukan tenis Indonesia, khususnya di Kapanewon Minggir,” ujarnya. (*)