YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Bupati Rokan Hulu Riau, H Sukiman mengharapkan agar mahasiswa dapat merawat dan memanfaatkan Asrama Mahasiswa yang baru diresmikan di Kampung Sorosutan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sehingga Asrama Mahasiswa Rokan Hulu ‘Tuanku Tambusai’ dapat menghasilkan generasi muda yang dapat memajukan pembangunan daerahnya.
Bupati Rokan Hulu mengemukakan hal tersebut pada peresmian Asrama Rokan Huulu di Kampung Sorosutan, Kota Yogyakarta, Kamis (7/3/2024). Peresmian dihadiri Anton ST, MM, Kepala Bidang Cipta Karya, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau; perwakilan dari Walikota Yogyakarta, mahasiswa dan warga Rokan Hulu yang ada di Yogyakarta.
Lebih lanjut Sukiman mengatakan Asrama Mahasiswa Tuanku Tambusai Yogyakarta dimulai tahun 2005 dengan pembelian lahan seluas 401 meter persegi. Kemudian tahun 2018 dianggarkan konsultan perencanaan pembangunan asrama.
“Tahun 2023 APBD murni dianggarkan Rp 1.4 miliar untuk pembangunan fisik asrama dan Rp 100 juta untuk konsultan pengawas. Asrama dibangun dengan mempertimbangkan zonasi gempa terbaru dan berkoordinasi dengan ahli kegempaan Prof Sarwidi dari BNPB sekaligus dosen Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia,” kata Sukiman.
Sedang Anton menambahkan bangunan Asrama memiliki ruang aula, kantor sekretariat, dapur, sembilan kamar tidur, empat kamar mandi. Untuk penyempurnaan, tahun 2023, dalam APBD Perubahan dianggarkan Rp 200 juta untuk pembangunan pagar, gerbang, teralis, dan lansekip paving blok. “Tahun 2024 APBD murni dianggarkan Rp 200 juta untuk pengadaan meubiler asrama seperti tempat tidur tingkat beserta kasur, lemari, meja, kursi, sofa, televisi dan lain-lain,” kata Anton.
Sementara Prof Sarwidi mengatakan lebih dari 2/3 wilayah Indonesia terancam gempa bumi. Wilayah DIY, semua daerahnya rawan terhadap ancaman bencana gempa bumi dan juga rawan terhadap jenis bencana
alam lainnya. “Dengan demikian, pembangunan infrastruktur di wilayah ini harus mengadaptasi dengan kondisi alam yang rawan gempa,” kata Sarwidi.
Lebih lanjut Sarwidi mengatakan pendekatan terkini, antisipasi bencana menggunakan cara penanggulangan bencana yang terukur, yaitu menggunakan pendekatan pengurangan risiko bencana (PRB). Dalam upaya PRB, antar unsur penta-helix (lima unsur: pemerintah, masyarakat, dunia/pelaku usaha, media massa, dan akademisi) harus bersinergi untuk mempercepat dan mendapatkan hasil yang maksimum.
Pemerintah, kata Sarwidi, menjadi penanggung jawab utama penanggulangan bencana disertai dengan dukungan penuh dari unsur-unsur penta-helix lainnya, karena dampak bencana akan dirasakah oleh semua unsur. Dengan demikian, upaya penanggulangan bencana menjadi kewajiban bersama pula.
Dalam pembangunan Asrama Mahasiswa Rokan Hulu, Sarwidi dan tim telah memberikan saran tentang penerapan konsep bangunan aman gempa semaksimum mungkin komprehensif kepada Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Ada tiga komprehensifitas konsep bangunan aman gempa.
Pertama, mengikuti kondisi alam sesuai dengan tata ruang yang mengadaptasi pertimbangan potensi bencana gempa dan bencana lainnya (misalnya tanah labil, tanah lunak, bantaran sungai). Kedua, menggunakan konsep struktur bangunan tahan gempa. Ketiga, mempertimbangkan aspek ramah gempa untuk elemen non-struktur, arsitektural, dan elemen-elemen pendukungnya.
“Ketiga hal tersebut sangat penting diterapkan untuk mengupayakan secara maksimal keselamatan penghuni dan para tamunya manakala terjadi guncangan gempa kuat yang sewaktu-waktu dapat terjadi,” tandas Sarwidi. (*)