BANDUNG, JOGPAPER.NET — Center for International Language and Cultural Studies (Cilacs) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta mengembangkan sayap. Cilacs tidak hanya melayani mahasiswa UII yang akan melanjutkan kuliah di luar negeri atau mahasiswa asing yang mau kuliah ke UII. Namun kini juga melayani mahasiswa di luar UII yang mau melanjutkan ke luar negeri maupun mahasiswa asing yang akan belajar di perguruan tinggi Indonesia.
Hal ini ditandai dengan ditandatanganinya memorandum of agreement (MoA) Program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) for Cultural Diversity Collaboration antara Cilacs UII dan Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) di Jl. Ciumbuleuit No. 94, Bandung, Jumat (2/3/2018). Naskah kerjasama ditandatangani Fitri Nugraheni, Ph.D, Kepala Cilacs UII dan Dewiyani, S.Psi, Psikolog, CGA, Kepala Pusat Pengembangan Karir Unpar.
Dijelaskan Fitri Nugraheni, kerjasama ini berupa kolaborasi penyelenggaraan Program BIPA yang memungkinkan siswa asing menempuh program pembelajaran bahasa Indonesia di dua kota sekaligus, yaitu Bandung dan Yogyakarta. “Kerjasama disepakati untuk jangka waktu dua tahun, dan sangat memungkinkan untuk dilakukan perpanjangan dan pengembangan,” kata Fitri.
Lebih lanjut Fitri menjelaskan kerjasama ini muncul adanya keinginan dari kedua belah pihak untuk merancang sebuah program pembelajaran BIPA yang memiliki ke-khas-an tersendiri. Sehingga memungkinkan mahasiswa mendapatkan pengalaman yang ‘lebih.’
Karena itu, kerjasama ini selain belajar bahasa para peserta juga akan dikenalkan budaya lokal (Sunda dan Jawa), kehidupan sosial, serta pengenalan dunia ke-Islaman khususnya di Indonesia. Para peserta nantinya tidak akan belajar di kelas saja namun juga dapat merasakan belajar menari, memasak tradisional, belajar angklung, membatik, Jemparingan (memanah), mengunjungi tempat-tempat budaya, mengunjungi komunitas sosial, dan mengenal dunia Islam secara lebih dekat.
“Harapannya program ini juga dapat memberikan gambaran kehidupan di Indonesia yang secara umum berbeda-beda, namun tetap dapat hidup berdampingan secara damai, untuk dapat mereka ceritakan sekembalinya ke negara asal,” tandas Fitri.
Sementara Koordinator Program BIPA Unpar, Kristining Seva S.S., M.Pd mengatakan pihaknya berharap akan banyak peminat. Sebab Unpar Bandung berencana menawarkan program ini ke Perancis dan melalui jaringannya di Asia. “Sasarannya adalah universitas yang tergabung dalam Association of Christian Universities and Colleges in Asia (ACUCA ) dan Perancis, salah satunya adalah Lille University,” kata Seva.
Selain itu, Kristining Seva mengharapkan adanya MoA ini Unpar dan UII bisa menigkatkan kualitas internationalisasi di masing masing universitas. Unpar dan UII bisa merealisasikan konsorsium Nationwide University Network in Indonesia (NUNI) untuk mahasiswa asing.
Mahasiswa internasional, kata Seva, akan lebih mengenal budaya Indonesia, terutama Sunda dan Jawa, keragaman agama dan budaya. Sehingga menumbuhkan sisi kepercayaan terhadap Indonesia secara utuh. “Mahasiswa asing boleh merasakan pengalaman langsung berbahasa Indonesia dengan keluarga Indonesia di dua kota yang berbeda,” kata Seva.