YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Dewi Meiliyan Ningrum menjadi lulusan tercepat jenjang S1 pada wisuda Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Periode III Tahun Akademik 2023/2024 di GOR UNY, Sabtu (24/2/2024). Dewi berhasil menyelesaikan studi dalam waktu tiga tahun tiga bulan karena tidak mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan menulis skripsi di Prodi Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) UNY.
Dewi tidak mengikuti KKN dan menulis skripsi karena prestasinya selama menjadi mahasiswa UNY. Ia tidak ikut KKN karena bersama tim berhasil menjadi finalis pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) 30 November – 4 Desember 2022. Sedang tidak menulis skripsi karena Dewi bersama tim dari Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIPP meraih medali emas di ajang Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) Divisi Microteaching Digital.
Dewi Meiliyan Ningrum merupakan alumni SMKN 2 Depok Sleman atau STM Pembangunan Yogyakarta jurusan Kimia Industri. Namun saat melanjutkan ke perguruan tinggi, Dewi memilih Program Studi (Prodi) Pendidikan Luar Biasa. “Kegiatan mengajar ini ternyata lebih saya sukai dari pada berlama-lama di laboratorium kimia. Melihat anak-anak memahami ilmu yang saya sampaikan ternyata jauh lebih membahagiakan dari pada bereksperimen di laboratorium” jelas Dewi yang aktif mengajar TPA (Taman Pendidikan Al-Quran).
Warga Sanggrahan, Tlogoadi, Mlati, Sleman itu diterima pada pilihannya melalui jalur SBMPTN yang sekarang disebut SNBT. Ia mendapatkan beasiswa KIP Kuliah sehingga biaya pendidikannya diperoleh secara cuma-cuma. “Selama berkuliah saya bertekad untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang belum pernah saya lakukan sebelumnya yaitu bidang penelitian,” kata Dewi.
Ia mengikuti organisasi UKM Penelitian di tingkat universitas dan organisasi lain yang berjasa dalam perluasan relasi seperti KMIP dan BEM FIP. Pengalaman Dewi dalam mengikuti kompetisi dimulai dengan mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) tahun 2021 tapi saat itu belum berhasil lolos di tahap awal.
Kegagalan ini tidak membuat Dewi putus asa. Ia terus mencoba mengikuti perlombaan yang memiliki tingkat kesulitan di bawahnya seperti penulisan esai dan karya tulis ilmiah yang dilaksanakan di universitas-universitas.
Kegigihan Dewi akhirnya perlahan membuahkan hasil dengan capaian-capaian di perlombaan bidang penalaran dan membuat kecanduan untuk mengikuti lomba-lomba ini. “Melihat usaha saya, perlahan Bapak pun mulai menerima keputusan saya untuk menekuni bidang pendidikan luar biasa,” tegasnya.
Peraih indeks prestasi kumulatif 3,85 itu selama kuliah selalu berusaha untuk tidak menunda mengerjakan tugas agar selama luang dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan perlombaan. “Saya juga berusaha untuk terus berada di dekat orang-orang yang memiliki etos kerja tinggi, misalnya bergabungnya saya ke tim relawan laboratorium UNY,” kata Dewi.
Selain sebagai relawan, Dewi juga aktif dalam organisasi Rumah Disabilitas dan Wonosobo Islamic Expedition. Hebatnya di sela kesibukan kuliahnya Dewi juga menjadi pemegang hak cipta sejumlah buku di antaranya, Media Braille Bricks, Modul Ajar My Journey, Video Pembelajaran My Journey dan Aplikasi Qirat (Al-Quran Isyarat). (*)