Di Yogyakarta, Masih Ada 22.500 Mahasiswa Putus Kuliah

Prof Setyabudi Indartono (kedua dari kanan) saat memberikan sambutan pembukaan LKMM-TM di Kampus 4 UAD Yogyakarta, Kamis (8/8/2024). (foto : heri purwata)
Prof Setyabudi Indartono (kedua dari kanan) saat memberikan sambutan pembukaan LKMM-TM di Kampus 4 UAD Yogyakarta, Kamis (8/8/2024). (foto : heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V DIY, Prof Setyabudi Indartono, MM, PhD mengatakan selama tahun 2021-2022 terjadi penurunan angka putus kuliah. Secara nasional angka mahasiswa putus kuliah dari 5,34 persen, menjadi 4,05 persen.

Sedang di Yogyakarta, mahasiswa perguruan tinggi swasta (PTS) di DIY ada 290.000 orang. Sedang perguruan tinggi negeri (PTN) jumlah mahasiswanya bervariasi antara 40-60 ribu mahasiswa. “Kalau kita hitung dari 4,5 persen dari 500.000 mahasiswa, maka ada 22.500 yang putus kuliah. Rata-rata karena tidak serius kuliah, tidak cocok dengan program studi pilihannya (orangtua, teman, tetangga dll), ada masalah finansial, dan paling banyak tidak bisa mengatur waktu,” kata Setyabudi Indartono saat membuka Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Menengah (LKMM-TD) Kamis (8/8/2024).

Bacaan Lainnya

LKMM-TD yang akan berlangsung di Kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Kamis – Ahad (8-11/8/2024), merupakan program Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswan (Belmawa), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbudristek).

Lebih lanjut Setyabudi Indartono menandaskan jika peserta LKMM-TM sudah bisa mengatur waktu dan berprestasi. Sehingga peserta sudah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan panitia. Karena itu, ke depan peserta LKMM-TM bisa membantu teman yang mengalami kesulitan kuliah.

Selain itu, peserta LKMM-TM diharapkan mengikuti pelatihan Tingkat Lanjut dan bisa berkiprah di tingkat regional, nasional, bahkan internasional. “Di Amerika Serikat, anak-anak mudanya aras-arasen kuliah program doktor sehingga banyak kampus S3-nya diisi mahasiswa dari Asia. Maka kesempatan ini bisa dimanfaatkan mahasiswa Indonesia untuk menambah wawasan global,” harap Setyabudi Indartono.

Sedang Ketua Panitia LKMM-TM, Danang Sukantar mengatakan kegiatan ini diikuti 40 mahasiswa yang berasal dari 15 perguruan tinggi negeri dan swasta (PTN dan PTS) di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Peserta LKMM-TM harus lolos seleksi persyaratan yang telah ditentukan panitia.

Peserta LKMM-TM dari 15 perguruan tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). (foto : heri purwata)

“Peserta adalah mahasiswa aktif yang tercatat pada PD Dikti (Pangkalan Data Pendidikan Tinggi). Mahasiswa memiliki IPK minimal 2,75, aktif sebagai pengurus harian Ormawa di perguruan tinggi masing-masing, pernah mengikuti LKMM-TD atau yang sejenisnya,” kata Danang Sukantar yang juga Kabid Pembinaan Ormawa dan Prestasi Mahasiswa UAD.

Lebih lanjut Danang mengatakan UAD mengirimkan enam mahasiswa. Mereka adalah Andi Bintang Toar Dondok, Reyhanssan Islamey (Progam Studi (Prodi) Informatika; Annik Khoirunnissak dan Tria Susanti (Prodi Akuntansi); Mujadid Ulinnuha (Prodi Teknologi Pangan); serta Tira Oktavianda (Prodi Pendidikan Agama Islam).

Acara pembukaan dihadiri Pj Pengembangan Karakter dan Kesejahteraan Mahasiswa, Charoline Dewi Virasari. Kepala LLDikti Wilayah V DIY, Prof Setyabudi Indartono, MM, PhD, Rektor UAD, Prof Dr Muchlas MT, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UAD, Dr Gatot Sugiharto, SH, MH; Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni UAD, Dr Choirul Fajri, SIkom, MA.

Sedang pemandu LKMM – TM adalah Bambang Sulistyanto (Universitas Diponegoro); Budi Utomo Kukuh Widodo (Universitas Katolik Darma Cendika); Siti Nurul Hidayati (Universitas Negeri Surabaya); dan Helen Intania Surayda (Universitas Semarang).

Rektor UAD mengatakan kegiatan LKMM-TM merupakan pelatihan untuk mengasah softskills mahasiswa yang diproyeksikan akan menjadi pemimpin di masa depan. “Peserta ini tidak hanya diasah softskillsnya, tetapi sebagai persyaratan IPK peserta juga bagus,” kata Muchlas.

Karena itu, Muchlas berharap peserta mengikuti pelatihan ini dengan sebaik-baiknya. Sehingga mahasiswa yang telah mengikuti pelatihan diharapkan bisa membenahi organisasi kemahasiswaan di masing-masing kampus bisa lebih baik.

Direktur Belmawa Prof Sri Suning Kusumawardani mengatakan LKMM-TM dilaksanakan di sembilan kota di Indonesia yaitu Jakarta, Maluku, Banten, Kalimantan Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Gorontalo. Belmawa telah memprakarsai pelatihan ini sejak tahun 1989.

Pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan peran keorganisasian mahasiswa. Selanjutnya, peserta akan dipilih untuk mengikuti pelatihan LKMM Tingkat Lanjut yang akan berlangsung di Surabaya dan Jakarta, bulan Oktober 2024. “Semoga kegiatan ini bisa meningkatkan ketrampilan adik-adik mahasiswa,” harap Sri Suning Kusumawardani. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *