YOGYAKARTA — Direktur Institute of Biology Leiden (IBL) Universiteit Leiden, Prof Dr Herman Spaink mengatakan gen Ptpn6/Shp1 paling berpengaruh terhadap respon sistem imun bakteri tuberkulosis. Sehingga penemuan ini dapat digunakan untuk menolong penderita tuberkulosis.
Herman Spaink mengatakan hal tersebut ketika memberikan kuliah di Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Senin (10/10). Dalam kegiatan yang diselenggarakan atas kerja sama fakultas Biologi dan Fakultas Farmasi UGM itu Spaink menyampaikan paparan ilmiah terkait penelitian terkini tentang penyakit Tuberkolosis (TB).
Spaink memberi materi kuliah berjudul “New Understanding in The Biology of Tubercolosis Disease Progression.” Dalam pemaparannya, Spaink mengatakan tuberkolosis merupakan salah satu penyakit menular yang cukup mematikan bagi manusia.
Penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis ini banyak menyerang paru-paru dan organ-organ lain seperti tulang dan otak. “Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri yang sangat berbahaya dan membutuhkan high biosafety dalam pelaksanaan penelitian,” kata Spaink.
Dalam penelitiannya, Spaink menggantikan penggunaan M tubercolusis dengan kerabatnya yakni M Marinum. Penelitian ditujukan untuk mengetahui gen-gen yang terlibat dalam mekanisme resistensi dan sensivitas tubuh terhadap bakteri tuberkulosis sebagai upaya menemukan pengobatan dan antibiotik tuberkulosis yang efektif.
Hingga kini, Spaink dan timnya telah melakukan pengujian pada 20 gen kandidat. Hasilnya, mereka menemukan penekanan ekspresi gen Ptpn6/Shp1 terbukti memberikan efek peningkatan aktivitas innate immune system terhadap bakteri tuberkulosis.
Dalam kesempatam itu Spaink menyempatkan diri berdiskusi dengan mahasiswa terkait kesempatan studi di IBL. Terutama bagi mahasiswa, dosen, dan alumni Fakultas Biologi dan Fakultas Farmasi UGM yang merupakan salah satu bagian dari kerjasama di antara keduanya.
Penulis : Heri Purwata