Dosen dan Tendik UII Lakukan Pengabdian kepada Masyarakat di Purwomartani

Tim Dosen dan Tendik UII bersama warga Purwomartani dalam implementasi pengabdian masyarakat. (foto : istimewa)
Tim Dosen dan Tendik UII bersama warga Purwomartani dalam implementasi pengabdian masyarakat. (foto : istimewa)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Dosen dan Tenaga Kependidikan (Tendik) Universitas Islam Indonesia (UII) melakukan pengabdian kepada masyarakat (PKM) di Kalurahan Purwomartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mereka mengangkat tema ‘Gerakan Food Waste Reduction di Desa Purwomartani sebagai Tindakan Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim: Menuju Desa Proklim Terintegrasi.’

Dosen dan Tendik terdiri dari Dr dr Yaltafit Abror Jeem, MSc, Dosen Jurusan Kedokteran UII dan juga Ketua Pelaksana Pengabdian kepada Masyakarat UII. Kemudian Ikrom Mustofa, SSi, MSc, Dosen Jurusan Teknik Lingkungan UII sekaligus Founder Yayasan Generasi Cerdas Iklim. Arinda Puspitaningtyas, SAk, Tenaga Kependidikan Pajak Divisi Keuangan FTSP UII, dan Muh Hanif Sudarmadi, SP, Tenaga Kependidikan Jurusan Teknik Industri FTI UII.

Bacaan Lainnya

Yaltafit Abror Jeem menjelaskan PKM dilaksanakan di Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (mengurangi – menggunakan – daur ulang) TPS3R Padukuhan Sorogenen 2 berlokasi di Jl. Sorogenen II, Sorogenan II, Purwomartani Rabu-Kamis (28-29/8/2024). Kegiatan merupakan bagian dari rangkaian Sekolah Kepemimpinan 2024.

“Kegiatan dihadiri oleh perangkat desa serta warga setempat. Juga hadir perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman, Kapanewon Kalasan, Fakultas Kedokteran UII, Warung Peduli Laznas, LAZISMU Sleman, LAZISNU Sleman, dan Butik Daur Ulang,” kata Yaltafit Abror Jeem di Yogyakarta, Ahad (1/9/2024).

Lebih lanjut Yaltafit Abror Jeem mengatakan PKM ini meluncurkan inisiatif inovatif untuk mendukung Purwomartani sebagai Desa Program Kampung Iklim (Proklim). “Program ini dilaksanakan dengan mengimplementasikan Gerakan Food Waste Reduction, sebagai tindakan adaptasi dan mitigasi Perubahan Iklim: Menuju Desa Proklim Terintegrasi,” kata Yaltafit Abror Jeem.

Sedang Ikrom Mustofa menambahkan PKM ini dilaksanakan dengan serangkaian kegiatan edukasi, pelatihan, dan kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan local. Selain itu, juga penyuluhan tentang cara-cara mengurangi pemborosan makanan, mulai dari perencanaan belanja yang lebih bijak hingga teknik pengolahan sisa makanan yang bermanfaat.

“Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakah salah satu langkah startegis serta bagian dari komitmen UII untuk mengurangi pemborosan makanan dan mempromosikan keberlanjutan lingkungan. Gerakan Food Waste Reduction adalah wujud nyata komitmen UII untuk mendukung program Proklim,” kata Ikrom Mustofa.

Tim Dosen dan Tendik UII berharap inisiatif ini dapat membantu mengurangi dampak negatif pemborosan makanan terhadap lingkungan. Selain itu, juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bijak.

PKM, kata Ikrom Mustofa, berlangsung dua hari ini dibagi menjadi beberapa sesi. Di antaranya, peningkatan literasi perencanaan pangan di rumah tangga yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dalam mengelola pangan yang rendah emisi dan sampah serta limbah yang mudah didaur ulang.

Kegiatan ini bersifat partisipatif dan aplikatif hingga mitra yang bekerjasama melakukan praktik langsung. Mengaplikasian Gerakan Food Waste Reduction dengan pemasangan Biopori sebagai upaya pemanfaatan limbah serta mengurangi dampak dari limbah tersebut.

Pembuatan biofori. (foto : istimewa)

Selanjutnya, tambah Ikrom Mustofa, dilakukan aksi pengolahan limbah rumah tangga melalui upaya pemilahan limbah sisa makanan, pemberian pakan ternak dari limbah rumah tangga, pembuatan kompos, dan biopori. Di hari kedua, tim juga melakukan advokasi kepada perangkat desa terkait perencanaan pembentukan program kampung iklim.

Sebelum masuk ke ruang kegiatan, warga mendapatkan fasilitas cek kesehatan gratis yang disediakan oleh Sorogenen Medical Center. Program ini turut didukung oleh PT. Sinergi Berdikari Energi, Yayasan Generasi Cerdas Iklim,

Ke depan, warga Sorogenen berencana melakukan kunjungan ke desa Proklim percontohan di Yogyakarta untuk belajar lebih lanjut mengenai pengelolaan lingkungan. Selain itu, struktur organisasi Proklim Sorogenen 2 akan segera dibentuk untuk memastikan program berjalan secara sistematis.

Sebagai bagian dari program ini, juga akan dilakukan pengembangan sistem pengelolaan sampah organik yang terintegrasi, termasuk pembuatan kompos dari sisa makanan yang dapat digunakan untuk pertanian lokal. Selain itu, akan dibangun fasilitas daur ulang dan penyuluhan bagi warga desa untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam pengurangan sampah makanan

Pentingnya program ini sebagai langkah awal menuju Sorogenen yang lebih ramah lingkungan. “Pendaftaran Proklim bukan hanya soal meraih prestasi, tetapi lebih kepada motivasi untuk warga agar lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya,” kata Ikrom Mustofa.

Program ini merupakan salah satu jawaban dari berbagai permasalahan sampah yang selama ini dihadapi oleh masyarakat Sorogenen. Kami berharap dengan adanya kegiatan ini, masyarakat lebih sadar dalam mengelola limbah rumah tangga dan mendukung terbentuknya kampung iklim,

“Sebagai tindak lanjut konkret, seluruh tim sepakat untuk membuat grup Whatsapp bersama sehingga ke depannya baik warga Sorogenen maupun tim Dosen Tendik UII dapat tetap terhubung dan saling bertukar informasi,” Ikrom Mustofa.

Arinda Puspitaningtya mengaku sangat terharu dengan semangat warga dan antusiasme yang tinggi selama kegiatan. “Saya sangat terharu melihat semangat warga, terutama tim yang tergabung dalam kelompok 4 proyek sosial sekolah kepemimpinan ini. Ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi dan partisipasi masyarakat sangat penting dalam mewujudkan perubahan,”

Sementara Muh Hanif Sudarmadi menyampaikan peran para pihak sangat antusias, terlihat dari banyaknya mitra yang membantu terlaksananya kegiatan ini. Hanif merasa senang program ini bisa bermanfaat bagi warga sekitar.

“Semoga program ini semakin meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi limbah rumah tangga. Program ini dapat dilakukan di tempat tinggal sendiri, misalnya limbah makanan dikubur langsung ke tanah ataupun dijadikan pakan ternak,” kata Hanif. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *