YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Limbah masker jumlahnya sangat melimpah. Di satu sekolah, SMK Muhammadiyah 2 Sleman dengan jumlah siswa kurang lebih 280 siswa dengan enam hari masuk sekolah 50 % secara luar jaringan (Luring) selama satu bulan menghasilkan limbah masker 6.720 lembar. Jika sudah 100% Luring maka limbah masker mencapai dua kali lipat.
Alasan tersebut yang mengilhami Program Studi (Prodi) Rekayasa Tekstil (Rekateks) Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan melatih siswa SMK Muhammadiyah 2 Sleman mengolah limbah masker menjadi produk kreatif. Tim dosen Rekateks yang melakukan PKM terdiri Dr Eng Rina Afiani Rebia, SHut, MEng, Febrianti Nurul Hidayah, ST, BSc, MSc, dan Ahmad Satria Budiman, ST, MSc.
Dijelaskan Rina Afiani Rebia, langkah pertama mengolah limbah masker adalah mensterilkan limbah terlebih dahulu, kemudian memisahkan tali dan masker. Selanjutnya, tali dan maskernya dijadikan lembaran plastik menggunakan alat hot press. Kemudian bahan ini bisa dijadikan berbagai kreasi dengan cara menjahit untuk dijadikan tas, dompet, dan lain-lain. Sedang tali maskernya dijadikan tatakan gelas.
Sekarang, kata Rina, produk masker sekali pakai sudah banyak di pasaran dengan macam desain, harga yang lebih terjangkau (murah), dan lebih praktis sehingga penggunaan masker sekali pakai lebih banyak diminati. Namun dapat dibayangkan berapa jumlah limbah masker yang bertambah setiap harinya ketika sudah mulai 100% pembelajaran luar jaringan (Luring) dengan tiap siswa menggunakan satu masker/hari.
Karena itu, lanjut Rina,Tim Dosen Rekayasa Tekstil tergerak untuk berkolaborasi dengan mitra SMK Muh 2 Sleman untuk bersama-sama mengolah limbah masker di lingkungan sekolah. Pada PKM ini juga direlasikan dengan mata pelajaran yang ada di SMK Muh 2 Sleman yaitu PKK (Produk Kreatifitas dan Kewirausahaan). “Prodi Rekayasa Tekstil mengajak siswa SMK Muh 2 Sleman bersama-sama mengolah limbah masker. Kepada siswa, kami juga mengenalkan Iptek yang digunakan,” kata Rina.
PKM ini juga berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan Tim Dosen Prodi Rekateks sebelumnya. Agenda yang telah dilakukan berupa: langkah pertama, sosialisasi ke lingkungan SMK Muh 2 Sleman dan penempatan tempat sampah khusus limbah masker sekali pakai. Tim dosen Prodi Rekateks juga memberikan edukasi mengenai cara membuang limbah masker yang baik dan benar. Kemudian limbah masker tersebut dilakukan pembersihan agar virus dan siap diolah lebih lanjut.
Langkah kedua, mengolah limbah masker polimer polypropylene, produk-produk tekstil yang terbuat dari polypropylene, serta salah satu cara untuk mengolah limbah masker medis dengan menjadikannya lembaran plastik. Langkah ketiga, dilakukan workshop atau praktik langsung tentang pengolahan limbah masker dengan dua metode. Pertama, dengan daur ulang menjahit menghasilkan produk seperti tas,dompet dan lain-lain yang dibantu Amel, mahasiswa Prodi Rekateks. Kedua, menggunakan metode hot press yang diarahkan Ahmad Budi Satyawan.
Menurut rencana, kata Rina, tanggal 24 Agustus 2022, akan melanjutkan kelas inovasi produk dan penyampaian hasil karya Inovasi dari siswa SMK Muh 2 Sleman. “Dan akan dilanjutkan dengan materi digital marketing, bagaimana untuk memasarkan produk-produk hasil karya tersebut oleh praktisi,” kata Rina.
Sementara Ir Agus Taufiq, MSc, dosen Prodi Rekateks FTI UII mewakili tim dosen Rekateks mengatakan Pengabdian Kepada Mitra (PKM) di SMK Muh 2 Sleman mendapat dukungan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UII dan Prodi Rekateks. Pengolahan limbah masker ini dimaksudkan untuk mengurangi limbah yang setiap hari terus bertambah.
Sementara Supriyanto, Guru SMK Muhammadiyah 2 Sleman mengatakan sangat beruntung menjalin kerjasama dengan Prodi Rekayasa Tekstil FTI UII. Hal ini bisa meningkatkan jumlah siswa yang masuk ke SMK Muhammadiyah 2 Sleman, khususnya Jurusan Tata Busana. (*)