Dosen UPR Ajarkan Diversifikasi Produk Berbahan Baku Madu Kelulut

Septaria Yolan Kalalinggi saat melakukan sosialisasi terhadap anggota KUPS Bahu Palawa, Ahad (11/8/2024). (foto : istimewa)
Septaria Yolan Kalalinggi saat melakukan sosialisasi terhadap anggota KUPS Bahu Palawa, Ahad (11/8/2024). (foto : istimewa)

PALANGKA RAYA, JOGPAPER.NET — Dosen Program Studi (Prodi) Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Palangka Raya (UPR) berkolaborasi melakukan pengabdian masyarakat. Mereka mengajarkan kegiatan diversifikasi produk madu kelulut kepada Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Desa Bahu Palawa, Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.

Tim Pengabdian kepada Masyarakat UPR adalah Septaria Yolan Kalalinggi, SSi, MSi dari Prodi FMIPA, dan Zahrotun Nafisah, SSi, MSi, serta John Budiman Bancin, SPd, MM dari FEB. Tim Pengabdian kepada Masyarakat DRTPM BIMA Universitas Palangka Raya ini dengan nomor kontrak turunan 1020/UN24.13/AL.O4/2024.

Bacaan Lainnya

Septaria Yolan Kalalinggi, Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat menjelaskan lebah kelulut merupakan jenis lebah madu yang tidak memiliki sengat. Ukurannya lebih kecil dari lebah madu pada umumnya, berkisar 6 mm dengan warna hitam seperti lalat.

“Madu kelulut mempunyai rasa yang beragam seperti asam, pahit, dan manis. Rasa itu tergantung pada sumber nektar yang tersedia di sekitar koloni lebah kelulut,” kata Septaria di Palangkaraya, Kamis (29/8/2024).

Lebih lanjut Septaria mengatakan berdasarkan pengakuan Pitron, Ketua KUPS Desa Bahu Palawa, kelompoknya dapat memproduksi madu kelulut 40-60 liter setiap bulannya. Namun permintaan akan produk madu kelulut masih sangat minim.

“Hal ini yang melatarbelakangi Tim Dosen UPR untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat. Diversifikasi ini diharapkan dapat meningkatkan permintaan akan produk berbahan baku madu kelulut dan bisa meningkatkan kesejahteraan anggota KUPS,” kata Septaria.

Septaria menjelaskan jika pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dalam beberapa tahap. Tahap pertama berupa sosialisasi yang dilaksanakan Septaria Yolan Kalalinggi. Dalam sosialisasi, Septaria menjelaskan tentang cara pembuatan sabun, permen, sirup, dan masker berbahan baku madu kelulut.

“Terdapat 23 senyawa pada madu kelulut. Di antaranya, turunan senyawa keton, alkohol, dan ester yang mempunyai karakterisitik sebagai antibakteri, antioksidan, antiinflamasi, dan antidiabetes. Kandungan senyawa aktif memungkinkan madu kelulut dapat dimanfaatkan sebagai produk skincare, food and baverage, dan healthcare,” kata Septaria.

Tim Pengabdian kepada Masyarakat UPR bersama anggota KUPS Bahu Palawa. (foto : istimewa)

Selanjutnya, kata Septaria, setelah sosialisasi dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama Zahrotun Nafisah, dan John Budiman Bancin. Peserta kegiatan yang terdiri atas anggota KUPS dan kader PKK Desa Bahu Palawa dapat mencicipi dan mencoba produk yang telah dibuat sebelumnya.

Ke depan, tambah Septaria, pengabdian kepada masyarakat ini akan dilanjutkan dalam dua tahap berikutnya. Pertama, peningkatan kualitas madu kelulut menggunakan vacuum evaporator. Kedua, pelatihan digital marketing kepada anggota KUPS.

“Kegiatan ini merupakan perwujudan transfer ilmu dan teknologi oleh dosen Universitas Palangka Raya. Ke depan, kami akan berupaya untuk mengawal madu kelulut agar menjadi salah satu komoditas utama Kalimantan Tengah, khususnya di Desa Bahu Palawa,” kata Septaria.

Pengabdian masyarakat dibuka langsung Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Palangka Raya, Dr Ir Evi Veronica, MS pada Ahad (11/8/2024). Evi Veronica mengatakan Universitas Palangka Raya akan terus berupaya untuk selalu mengedepankan inovasi dan teknologi dalam setiap kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Kepala Desa Bahu Palawa, Fordecun, menyambut baik kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan Tim Dosen UPR. Fordecun berharap kegiatan ini akan memberikan dampak positif terhadap perekonimian Desa Bahu Palawa ke depannya.

Sementara Ali, salah satu anggota KUPS Bahu Palawa telah mencoba menggunakan produk sabun madu kelulut. “Saya baru tahu kalau madu bisa dijadikan produk sabun seperti ini. Ke depannya, sangat mungkin dilakukan produksi sabun madu kelulut di Desa Bahu Palawa,” kata Ali. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *