YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Dulu Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Harta Insan Karimah – Mitra Cahaya Indonesia (HIK MCI) terpuruk dan dalam pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), karena kinerja yang tidak baik. Kini BPRS HIK MCI menjadi yang terbesar dan terbaik di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dosen senior Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada (FEB UGM), Dr Dumairy mengemukakan hal tersebut pada pertemuan tokoh Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DIY di kantor PT BPRS HIK MCI, Jalan Kaliurang Yogyakarta, Jumat (12/7/2024). Tokoh senior MES yang hadir di antaranya, Prof Rochmad Wahab, Prof Mahfud Solikhin, Prof Edy Suandi Hamid, Syafarudin Alwi, Dumairy, Heru Poerwadi (Ketua MES), Dr Nanang Danar Dono. Mereka berdiskusi tentang pengembangan ekonomi syariah dan persiapan Musyawarah Wilayah (Muswil) MES DIY.
Dumairy yang juga peneliti perkreditan rakyat dan pedesaan ini menambahkan perjalanan BPRS HIK-MCI sangat menarik perhatian. Sehingga dapat dijadikan sebagai contoh untuk pengembangan BPRS di wilayah DIY.
“Tadinya BPRS HIK-MCI yang terpuruk dan dalam pengawasan OJK, karena kinerja yang tidak baik. Setelah masuk mitra yang berintegritas dan profesional dari HIK, lalu Dapen Muhammadiyah. Serta dijalankan oleh sosok-sosok yang profesional, kini justru menjadi BPRS terbesar dan terbaik,” tandas Dumairy.
Menurut Dumairy, BPRS HIK-MCI yang memiliki kinerja yang bagus itu dapat menjadi mitra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam mengembangkan usahanya. “BPRS HIK MCI sangat tepat menjadi mitra UMKM,” kata Dumairy.
Sedang Heru Poerwadi, Ketua MES DIY mengatakan, BPRS HIK MCI belakangan ini dikenal sebagai lembaga perbankan syariah yang paling kuat di DIY. Aset dan mitranya terus berkembang.“Ini menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat tinggi pada bank ini,” kata Heru yang mantan Wakil Walikota Yogyakarta.
Heru yang juga Bakal Calon Walikota Yogyakarta ini menjelaskan kemajuan BPRS HIK MCI karena pengelola yang berpengalaman dan berintegritas. Sehingga pertumbuhan BPRS HIK MCI paling baik dan terarah. “Selain itu, kalau kita masuk kantor bank ini, terasa sangat nyaman, pelayanan sangat baik. Bahkan Satpam pun melayani dengan sopan,” kata Heru.
Ketua ICMI DIY, Prof Mahfud Solikhin menyatakan BPRS HIK MCI bisa maju karena melakukan hal-hal yang sangat inovatif. Di antaranya, pelayanan luar biasa yaitu ada penjemputan dan pengantaran dokumen terkait layanan nasabahnya.
“Kantornya sangat nyaman dengan pelayanan yang ramah. Sangat reperesentatif kantornya yang di pinggir jalan utama jalan Kaliurang. Karena pengelolaan yang baik dan efisien, bagi hasil depositonya relatif kompetitif,” kata Mahfud Solikhin.
Pakar perbankan syariah UII, Syafarudin Alwi mengapresiasi perkembangan ekonomi syariah di wilayah DIY. Hal ini bisa terjadi karena berjalannya kepengurusan MES. Sehingga praktik kuliner halal dan keuangan syariah terus tumbuh.
“Dalam perbankan misalnya, seperti HIK-MCI, bisa jalan baik karena diisi orang-orang berintegritas, dan memang memiliki jiwa untuk mengembangkan ekonomi syariah, jadi bukan sekedar bisnis,” kata mantan Dekan FE UII dan mantan Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII ini.
Sementara Ketua Dewan Pakar MES DIY, Prof Edy Suandi Hamid mengingatkan agar Ketua MES DIY hanya satu periode. Sehingga diharapkan bisa terjadi regenerasi yang lebih cepat. Menurut rencana MES DIY akan menyelenggarakan Musyawarah Wilayah (Muswil) pada Sabtu (27/7/2024) mendatang.
“Kita harapkan nanti generasi lebih muda muncul sebagai pegiat dan memimpin organisasi ini. Posisi MES DIY ini juga menjadi barometer MES di daerah lain. Jadi harus dikelola dengan baik,” kata Edy Suandi Hamid, Komisaris PT BPRS HIK-MCI dan juga Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta. (*)