YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Pakar Ekonomi, Prof Dr H Edy Suandi Hamid, MEc kembali menjabat sebagai Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta periode 2023-2027. Surat Keputusan (SK) Yayasan Widya Mataram tentang perpanjangan jabatan rektor akan diserahkan bersamaan dengan Wisuda yang akan berlangsung di Kampus UWM Terpadu Jalan Tata Bumi Selatan, Banyuraden, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (2/9/2023).
Demikian diungkapkan Edy Suandi Hamid kepada wartawan di Yogyakarta, Kamis (31/9/2023). Edy Suandi Hamid pertama kali menjabat Rektor UWM tahun 2017, menggantikan Prof Dr Muchsan SH yang mengundurkan diri karena pertimbangan usia dan kesehatan. Kemudian tahun 2019 terpilih sebagai Rektor UWM untuk periode pertama 2019-2023.
“Saya baru saja menerima SK Perpanjangan sebagai Rektor UWM untuk periode 2023-2027. Jadi diperpanjang. Saya menjabat Rektor UWM dua setengah periode,” kata Edy.
Perpanjangan ini, jelas Edy, untuk menuntaskan kerja yang sudah dilakukan yang meliputi aspek akademik, penegakan norma akademik, dan membangun fisik kampus yang sudah selesai tahap pertama. Pembangunan Kampus Terpadu UWM tahap pertama meliputi Gedung Kuliah, Rektorat, Pendopo dan gedung pendamping.
“Insya Allah tahun ini, untuk tahap kedua, akan dibangun lima gedung lagi. Empat gedung tiga lantai, dan satu gedung religius center,” kata Edy tentang tugas yang akan diembannya di periode kedua ini.
Edy mengatakan untuk perpanjangan jabatan rektor tidak ada ceremonial khusus. Sehingga penyerahan SK Perpanjangan jabatan rektor dilakukan bersamaan dengan upacara wisuda ke 63. “Tidak perlu ada ceremony. Tetapi orang mengetahui saya menerima SK Perpanjangan di acara ceremonial formal. SK Perpanjangan itu mulai tanggal 2 September 2023, sedang masa habis jabatan periode pertama 1 September 2023,” katanya.
Edy juga menjelaskan program kerja periode kedua sebagai Rektor UWM. Salah satunya, mengikuti dinamika perkembangan dunia akademik. “Seperti minggu ini ada regulasi baru yang harus diikuti terkait dengan penjaminan mutu. Saya ingin mahasiswa lulusan UWM, betul-betul memiliki daya saing. Mahasiswa tidak boleh dipaksa menulis skripsi, sebab tidak semua mahasiswa ingin menjadi scienties,” kata Edy.
Selain itu, tugas Edy Suandi Hamid di periode pertama belum selesai. UWM hingga usia 40 tahun belum memiliki kampus yang representatif. Selama ini kampusnya di Mangkubumen Kraton Yogyakarta. Karena ini heritage, maka tidak boleh diubah-ubah.
“Bagi generasi milenial, mungkin tidak begitu menarik. Sehingga perlu membuat Kampus Terpadu dan sudah dilaksanakan tahap pertama,” kata Edy yang berusaha untuk menyelesaikan pembangunan kampus tahap keduanya. (*)