Edy Suandi Hamid : Sektor Pertanian Penyelamat Ekonomi Masa Pandemi

Prof Edy Suandi Hamid saat menyampaikan materi pada diskusi buku secara virtual, Sabtu (13/11/2021). (foto : istimewa)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Pakar Ekonomi, Prof Dr Edy Suandi Hamid mengatakan produksi, pangsa, dan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian tumbuh positif selama pandemi Covid-19 pada kuartal pertama 2020 sampai awal kuartal tiga 2021. Pertumbuhan positif di sektor pertanian itu bisa dikategorikan sebagai penyelamat ekonomi nasional karena sektor-sektor strategis seperti industri dan jasa terjun bebas di masa pandemi.

Edy Suandi Hamid menyatakan hal tersebut pada diskusi buku ‘Pertanian Bantalan Resesi: Resiliensi Sektor Selama Pandemi Covid-19’ karya Bustanul Arifin secara virtual, Sabtu (13/11/2021). Diskusi buku ini diselenggarakan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Ekonomika Fakultas Bisnis dan Ekonomi, Universitas Islam Indonesia (FBE UII) Yogyakarta.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut Edy Suandi Hamid yang juga Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) mengagatakan peran sektor pertanian sebagai penyelamat ekonomi nasional tak terduga. Ini harus menjadi trigger bagi pengambil kebijakan bahwa sektor pertanian masih strategis dan jangan mengabaikan penguatan pertanian meskipun di balik peran krusial pertanian itu terdapat masalah lain.

“Pertanian itu sektor yang memasok kebutuhan perut kita, ada di dalamnya beras dan bahan pangan lainnya, maka jangan pernah mengabaikan sektor pertanian,” kata Edy Suandi Hamid.

Sektor pertanian, kata Edy, harus mendapat perhatian khusus dan jangan sekali-kali diabaikan. Sektor ini merupakan tempat bergantung bagi kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia. 29.8 persen angkatan kerja kita bekerja di sektor pertanian tahun 2020.

Sektor pertanian ini juga menghasilkan produk pangan yang menjadi pangan pokok masyarakat. Jika produksi pangan terganggu, bisa mendorong menaikkan harga, dan ini bisa menimbulkan instabilitas politik jika harga pangan naik. Jika impor, maka Indonesia terindikasi kedaulatan pangan turun dan perut warganya tergantung pada negara lain.

Berdasarkan data statistik 2020, jelas Edy, sektor pertanian tumbuh positif. Pada kuartal satu tumbuh 2,2 persen, kuartal dua 2,16 persen, kuartal tiga 2,59 persen, dan awal kuartal empat 2,95 persen.

Soal pangsa (pasar) data lain menunjukkan, sektor pertanian naik signifikan. Apabila pangsa 2019 sebesar 12,7 persen, angka itu naik menjadi 13,71 persen pada 2020. Petumbuhan pangsa itu berdampingan dengan enam sektor lain yang strategis seperti sektor kesehatan dan sosial, informasi dan komunikasi, pengadaan air, jasa keuangan dan asuransi, pendidikan, dan real estate.

Menurutnya, sektor pertanian lebih mengejutkan bisa menjadi penyerap tenaga kerja sebanyak 5 juta selama pandemi. “Ketika sektor industri dan sektor lain melakukan rasionalisasi tenaga kerja, sektor pertanian sebaliknya menambah tenaga kerja pada masa pandemi,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *