Factory Reset Bawaan Android 10 Tangguh Amankan Data

Beni
Beni Ike Hendra Kuswara saat memberikan keterangan kepada wartawan secara virtual. (foto : screenshotzoom/heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NETFactory Reset Bawaan Android versi 10 ternyata tangguh melindungi data-data di smartphone Anda yang hilang. Factory Reset Bawaan Android 10 telah diuji menggunakan metode disk overwrite, 1-pass, 3-pass, 7-pass, dan 35-pass.

“Hasilnya, nyaris sama. Tetapi dari sisi waktu operasinya terdapat perbedaan mencolok di antara kelimanya,” kata Beni Ike Hendra Kuswara, Mahasiswa Program Studi Informatika, Program Magister, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) kepada wartawan secara virtual, Jumat (25/11/2022).

Dalam pemaparan itu, Beni didampingi Irving Vitra Paputungan, ST, MSc, PhD, Ketua Program Studi Informatika Program Magister FTI UII, dan Ahmad Munasir Raf’ie Pratama, ST, MIT, PhD, Dosen Pembimbing dan Dosen Jurusan Informatika FTI UII, serta Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FTI UII.

Dalam penelitian tersebut, Beni membandingkan efektivitas dan efisiensi dari metode disk overwrite dengan fitur factory reset bawaan sebagai teknik anti-forensik di perangkat Android. “Pengumpulan data di penelitian ini dilakukan dengan proses eksperimen di perangkat Android versi 10 yang telah melalui proses teknik anti-forensik secara bergantian sebelum dilakukan upaya pemulihan data yang telah terhapus dengan perangkat lunak Photorec dan WinHex,” kata Beni.

Berdasarkan hasil eksperimen, jelas Beni, ditemukan proses recovery menggunakan metode disk overwrite, baik itu 1-pass, 3-pass, 7-pass, maupun 35-pass, dengan metode factory reset bawaan Android nyaris sama. Tetapi dari sisi waktu operasinya terdapat perbedaan mencolok antara kelimanya.

“Penggunaan metode disk overwrite sebagai teknik anti-forensik, dalam kondisi normal, tidak memberikan nilai tambah jika dibandingkan dengan factory reset bawaan Android,” tandas Beni. 

Menurut Beni, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pegangan dan acuan bagi praktisi forensika digital baru sebelum melakukan pemrosesan barang bukti elektronik berupa perangkat Android. Selain itu, juga dapat menjadi bukti empiris akan efektivitas dan efisiensi fitur factory reset bawaan di perangkat Android dalam menjaga privasi pengguna saat perangkat tersebut berpindah kepemilikan.  

Beni menambahkan fitur factory reset bawaan Android 10 terbukti ampuh untuk menyingkirkan data pribadi pengguna. Namun jika para pengguna masih merasa belum aman hanya dengan factory reset, maka mereka dapat menambahkan teknik overwriting untuk memastikan data lama mereka benar-benar hilang. 

“Temuan lain dari penelitian ini adalah ketika proses rooting dijalankan, yang didahului dengan proses unlock bootloader, ternyata memiliki implikasi perangkat akan ter-reset atau dikembalikan ke setelan pabrik. Hal ini tentu sangat penting untuk diketahui oleh para praktisi forensika digital terutama yang baru terjun di bidang ini dan masih minim pengalaman,” katanya. 

Perangkat yang ter-reset ke setelan pabrik akan membuat data dan files non bawaan pabrik di dalamnya akan hilang permanen dan tidak dapat dipulihkan. “Resikonya proses forensika yang dilakukan menjadi terhambat atau bahkan tidak dapat dilakukan sama sekali,” tandasnya.

Raf’ie Pratama menambahkan untuk menghapus atau memblok data-data yang ada di smartphone yang hilang bisa dilakukan secara remote. “Pengamanan data pada smartphone yang hilang dapat melalui google,com/android/find. Di sana ada pilihan secure device atau erase device. Tinggal pilih yang diinginkan,” kata Raf’ie Pratama. (*)