YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) meluncurkan inovasi untuk mewujudkan ekonomi hijau di kampus. Program inovasi tersebut dilaksanakan dengan menerapkan budaya berkelanjutan melalui pengelolaan sampah di lingkungan kampus.
Dekan FEB UGM, Prof Dr Didi Achjari, SE, MCom, AK, CA mengemukakan hal tersebut di Kampus UGM Yogyakarta. Beragam strategi pengelolaan sampah telah berhasil diimplementasikan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Didi Achjari menjelaskan program-program yang ada tidak hanya berfokus pada upaya pengurangan sampah. Tetapi inovasi tersebut juga memanfaatkan kembali sampah sebagai sumber daya ekonomi yang bernilai.
“FEB UGM mengembangkan program-program inovatif dalam pengelolaan sampah sebagai langkah nyata dalam mendukung aspek keberlanjutan. Langkah-langkah yang diambil adalah bagian dari komitmen kami untuk menerapkan budaya berkelanjutan dan menciptakan perubahan positif yang dimulai dari lingkungan kampus dan memiliki societal impact bagi masyarakat,” kata Didi Achjari.
Didi Achjari menambahkan beberapa program strategis telah berhasil diimplementasikan terkait pengelolaan sampah di FEB UGM. Di antaranya, mengolah sampah organik menjadi pupuk yang dimanfaatkan untuk pembuatan biopori di lingkungan kampus.
Selain itu, kata Didi, FEB UGM juga mendorong pengurangan penggunaan sampah plastik dengan menggalakkan penggunaan termos air minum pribadi (tumbler) bagi warganya dan menyediakan air minum isi ulang gratis melalui water fountain. Kebijakan ini sejalan dengan semangat untuk menekan limbah plastik dari konsumsi botol minuman dalam kemasan yang sulit terurai dan merusak lingkungan. “Anjuran penggunaan tumbler ini didukung dengan adanya fasilitas water fountain dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) UGM,” kata Didi.
Saat ini, kata Didi, FEB UGM memang belum sepenuhnya lepas dari penggunaan plastik dalam aktivitas kampusnya. Meskipun demikian, sejumlah langkah konkret telah diterapkan untuk mengelola sampah plastik yang dihasilkan, salah satunya melalui gerakan memilah sampah menurut jenisnya.
Melalui gerakan tersebut pengelolaan sampah di kampus menjadi lebih efektif. Mahasiswa, dosen, serta staf profesional di FEB UGM didorong untuk memisahkan sampah organik, non-organik, dan sampah daur ulang. Sampah organik yang ada diolah menjadi pupuk, sedangkan sampah anorganik termasuk sampah plastik yang bisa didaur ulang dikumpulkan untuk dijual kembali yang hasilnya digunakan untuk mendukung kegiatan sosial di lingkungan kampus.
Langkah inovatif lain yang dilakukan FEB UGM adalah mengelola limbah makanan dari kantin kampus untuk digunakan sebagai pakan ternak. Limbah dari kantin tersebut diolah menjadi pakan untuk ternak ikan dan unggas sivitas FEB UGM. Upaya tersebut merupakan langkah yang mampu menciptakan nilai tambah dari produk yang sebelumnya dianggap sebagai limbah menjadi sesuatu yang berdaya dan bernilai guna. (*)